Beri Penghormatan Untuk Sang Guru Besar, IKSPI Kera Sakti Pindahkan Makam H.R. Totong Kiemdarto Ke Dekat Padepokan




MADIUN - 24 Desember 1997, H.R. Totong Kiemdarto wafat meninggalkan Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti. Sebuah padepokan silat yang dibangunnya sejak 15 Januari 1980. Jenazah pendiri IKSPI Kera Sakti itupun disemayamkan di Makam Sobrah Moyo, Kelurahan Nambangan Lor yang lokasinya dekat dengan kediamannya di Jalan Merpati 45.


25 tahun berlalu, pengurus IKSPI Kera Sakti berinisiatif memindahkan makam sang guru besar ke lokasi yang lebih baik. Yakni, di kompleks Padepokan IKSPI Kera Sakti, Desa Buduran, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun.


Rabu (19/10), usulan itu akhirnya terlaksana. Tentunya, setelah melalui musyawarah dengan pengurus dan keluarga.


Prosesi pemindahan makam inipun dihadiri oleh Wali Kota Madiun Maidi yang selama ini bertetangga dan berteman dekat dengan H.R. Totong Kiemdarto, Kapolres Madiun Kota AKBP Suryono, juga anggota DPRD Kabupaten Madiun. 


"Semua sepakat dengan usulan pengurus untuk memindahkan makam guru besar kami ke tempat yang lebih baik," ujar Ketua Umum IKSPI Kera Sakti Bambang Sunarja dalam prosesi pemindahan makam. 


Usulan pemindahan makam, menurut Bambang, merupakan bentuk penghormatan anggota kepada sang guru besar. Karenanya, mereka menyediakan lokasi khusus di dekat padepokan. Hal ini juga memudahkan anggota yang ingin berziarah ke makam H.R. Totong Kiemdarto. 


Sekilas tentang sang pendiri IKSPI Kera Sakti, H.R. Totong Kiemdarto merupakan putra daerah Madiun yang lahir pada 20 Oktober 1953 dari pasangan Sukiman Prawiro Suwiryo dan R.A. Supanti. Kemudian, diangkat anak oleh R.M. Sentardi dan sang istri yang beretnis Tionghoa, Oey Kiem Lian Nio. 


Sejak kecil, pria yang memiliki nama kecil R. Kussudarto ini memang dekat dengan seni beladiri silat. Suami dari Herawati Kuncoro ini juga penggemar film laga dari China. Hal inipun diduga menjadi inspirasinya untuk mendirikan sebuah perguruan silat. 


Meski baru 42 tahun berdiri, keberadaan IKSPI Kera Sakti telah diakui. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga sampai ke luar negeri. Bahkan, cabangnya sudah ada di sejumlah negara Asia, Eropa, dan Australia. 


"Saat ini total anggota mencapai lebih dari 1 juta," ungkapnya. 


Dengan prosesi pemindahan makam ini, Bambang berharap bisa memberikan fasilitas yang terbaik bagi sang guru besar. Meski begitu, tetap tidak melupakan asal muasal tempat berdirinya IKSPI Kera Sakti. Yakni, di Jalan Merpati 45.


"Seperti kata Bapak Wali Kota (Maidi, red), jangan meninggalkan sejarah. Maka, kami harap rumah di Jalan Merpati 45 ini bisa menjadi museum IKSPI Kera Sakti," tandasnya. (WS Hendro/irs/madiuntoday)