Cerita Soedibyo Prajitno Veteran Pejuang Kemerdekaan Warga Kota Madiun
Turut Perang Gerilya dari SMP, Terpanggil Berjuang Untuk Mempertahankan Kemerdekaan
MADIUN – 10 Agustus diperingati sebagai Hari Veteran Nasional. Di Kota Madiun peringatan berjalan khidmat di Rumah Dinas Wali Kota Madiun, Sabtu (10/8) sore. Di antara veteran yang hadir ada nama Soedibyo Prajitno. Beliau salah satu veteran pejuang kemerdekaan. Tak heran, tumbuhnya sudah sangat tua. Saat ini warga yang bertempat tinggal di Jalan Salak Timur 2 Nomor 7 tersebut sudah berusia 92 tahun.
‘’Veteran itu ada beberapa jenis. Saya yang veteran pejuang kemerdekaan. Veteran pejuang kemerdekaan itu yang ikut berjuang dari 45 sampai 49,’’ kata Soedibyo.
Soedibyo pada waktu masih sekolah setingkat SMP di Jember. Dia memang asli Jember. Soedibyo masih ingat benar semangat perjuangan kala itu. Tanpa disuruh semua masyarakat langsung bersiap ketika mengetahui ada peperangan dengan penjajah.
‘’Rakyat itu tahu kalau Belanda membuat sengsara. Makanya, tanpa disuruh sudah langsung bersiap biarpun hanya membawa bambu runcing, termasuk anak-anak SMP,’’ ujar kakek enam anak dan enam cucu tersebut.
Artinya, dia ikut perang gerilya pada waktu itu. Lokasinya berpindah-pindah di wilayah Jember dan sekitar. Tak hanya itu dia juga bertugas mematai-matai apa yang dilakukan orang-orang Belanda. Salah satunya, orang Belanda sering mengajak orang-orang pribumi untuk bersenang-senang di warung-warung. Mulai berjoget ria sambil minum kopi dan lain sebagai. Hal-hal yang dilihatnya selalu dicatat dengan baik oleh Soedibyo.
‘’Dari situ saya memahami kalau orang Belanda ingin orang-orang kita bodoh dengan diajak bersenang-senang seperti itu,’’ ujar veteran dengan NVP 12062520 itu.
Soedibyo menambahkan hal yang perlu diwaspadai lainnya adalah orang pribumi yang menjadi antek-antek Belanda. Diakuinya di saat era paska Proklamasi Kemerdekaan masih ada warga pribumi yang loyal kepada Belanda. Mereka biasanya bekerja kepada Belanda, dulunya. Antek-antek tersebut tetap berupaya mempengaruhi sesama warga pribumi untuk tetap memilih di bawah kekuasaan Belanda.
‘’Karenanya, pesan saya pupuklah semangat perjuangan. Yang muda-muda harus bisa menghayati perjuangan untuk menghadapi tantangan jaman,’’ pesannya.
Usai perang kemerdekaan usai nasib membawa Soedibyo untuk menjadi abdi negara. Dia diangkat menjadi pegawai negeri sipil di bawah Provinsi Jawa Timur. Dia sudah cukup berpindah-pindah tugas. Terakhir, dia menjabat sebagai Kepala Dinas Perdagangan di Kabupaten Nganjuk. Soedibyo pernah tinggal di Bojonegoro namun kemudian pindah dan menetap di Kota Madiun hingga sekarang. (rams/agi/madiuntoday)