Mengenal Empok Remen Pradita Amrita, Kelompok Penulis Buku ‘Kota Madiun dan Kisahnya’



MADIUN – Setiap tahun sejak 2022 lalu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun menghimpun para remaja untuk gemar menulis. Program yang diberi nama Kelompok Remaja Menulis atau Empok Remen itu selalu menghasilkan karya-karya tulis setiap tahunnya. Di tahun ini, ada kelompok remaja bernama Pradita Amrita yang menghasilkan tiga seri buku berjudul Kota Madiun dan Kisahnya. Buku tersebut di-launching bersamaan dengan Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca 2025 di Aston Hotel, Selasa (16/9).


‘’Alhamdulillah, senang banget bisa menjadi bagian dari Empok Remen 2025 dan menulis buku,’’ kata Naila Aprillya Padila, ketua Empok Remen 2025.


Siswi SMPN 11 Kota Madiun itu merupakan satu dari 30 pelajar yang masuk dalam Empok Remen 2025. Mereka menamakan diri Pradita Amrita. Puluhan pelajar tersebut berangkat dari 16 sekolah tingkat SMP sederajat di Kota Madiun. Setelah terbentuk Februari lalu, mereka langsung mendapatkan pelatihan dan pembinaan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun. 


‘’Kami mendapatkan banyak ilmu terkait menulis. Khususnya membuat cerpen. Tidak hanya teori, tetapi kita juga diajak ke lapangan untuk ekplorasi lokasi,’’ ujarnya. 


Cerita pendek dari tiap pelajar tersebut lantas dibukukan. Buku berjudul Kota Madiun dan Kisahnya itu setidaknya terdiri dari tiga seri. Masing-masing seri terdiri dari sepuluh cerpen. Sesuai judulnya, anak-anak diminta membuat cerpen terkait Kota Madiun. Sebelumnya, mereka diminta menyebutkan lokasi-lokasi di Kota Pendekar yang disukai. Tempat-tempat itu yang kemudian menjadi lokasi dalam cerpen mereka. 


‘’Jadi ada 30 lokasi berbeda. Kita diminta membuat cerpen yang menceritakan lokasi itu. Saya sendiri dapat lokasi Taman Obor,’’ ungkapnya.


Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun Sinta Nuzuliana menyebut buku Kota Madiun dan Kisahnya bakal didistribusikan ke perpustakaan kelurahan dan sekolah. Selain itu, tentu juga ada di Perpustakaan Umum Kota Madiun. Masyarakat bisa membaca buku hasil karya remaja Kota Pendekar itu di perpustakaan-perpustakaan tadi. 


‘’Saat ini masih proses pembagian. Tetapi pada intinya buku tersebut memang dipersembahkan untuk masyarakat Kota Madiun,’’ terangnya. 


Sinta menambahkan program tersebut awalnya bernama Kelas Menulis pada 2022 lalu. Sasarannya masih masyarakat umum. Tak disangka, antusiasme remaja cukup tinggi. Program lantas diubah menjadi Kelompok Remaja Menulis (Empok Remen) pada 2023. Sasarannya, remaja SMA dan SMP sederajat.


‘’Setiap tahun peserta berubah. Sebelum ini peserta dari remaja SMA. Tahun ini SMP. Sedang, untuk tahun depan SMA lagi,’’ ujarnya.


Mereka yang masuk Empok Remen bukan pelajar sembarangan. Namun melalui seleksi. Pihaknya mengirimkan undangan ke sekolah untuk mengirimkan karya tulis. Setiap sekolah diberi batas maksimal empat karya. Karya-karya tersebut lantas diseleksi. Banyaknya pelajar yang diterima menyesuaikan kuota. Seperti tahun ini ada 30 kuota. 


‘’Untuk tema juga berubah-ubah. Tahun lalu formatnya karya jurnalistik. Kalau tahun ini cerpen,’’ jelasnya. 


Sinta menyebut Empok Remen dihadirkan sebagai sarana meningkatkan literasi kepada remaja. Harapannya, bisa melahirkan penulis-penulis muda Kota Madiun. Pihaknya juga mengedepankan konten lokal dalam setiap karya. Harapannya, karya para peserta sekaligus menjadi sarana promosi daerah. Selain itu, Empok Remen juga diharapkan sebagai sarana untuk menanggulangi kenakalan remaja. Sifat aktif dan semangat luar biasa Gen Z diharapkan bisa tersalurkan ke hal-hal yang positif.  


‘’Kita tahu kalau remaja sekarang atau Gen Z itu memiliki semangat yang luar biasa. Ini akan sangat merugikan jika kemudian tergerus arus ke arah negatif seperti kejadian beberapa waktu lalu. Nah, dengan hadirnya ini diharapkan energi luar biasa mereka bisa tersalurkan ke hal yang lebih positif,’’ pungkasnya. (ws hendro/agi/madiuntoday)