Hari Batik Jadi Momentum Pemkot Madiun Kembangkan Motif Batik Lokal
MADIUN - Meski Hari Batik Nasional baru diperingati pada 2 Oktober, nuansanya sudah terasa di Kota Madiun. Suasana kian semarak dengan digelarnya penjurian lomba kreativitas batik di Rumah Dinas Wali Kota, Rabu (1/10).
Ajang ini merupakan rangkaian kegiatan Dekranasda Award 2025 yang digagas Pemkot Madiun melalui Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disnaker KUKM) bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).
Kepala Bidang Perindustrian Disnaker KUKM Kota Madiun, Pipit Rachmawati Putri, menjelaskan lomba kali ini mengangkat motif Pincuk Hanguati, salah satu dari tujuh motif batik baru yang telah dilaunching Wali Kota Maidi bersama Ketua Dekranasda, Yuni Setyawati Maidi beberapa waktu lalu.
“Kami berharap dari kreativitas pencantingan, motif, dan warna, akan muncul banyak corak baru yang bisa digunakan sebagai seragam OPD serta disebarluaskan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Lomba diikuti 32 pendaftar, dengan 29 peserta menyerahkan hasil karya. Seluruh bahan disiapkan dinas, sementara proses pembatikan berlangsung kurang dari dua minggu. Mayoritas peserta merupakan pengrajin yang sebelumnya pernah mengikuti pelatihan.
Salah satu juri, Aris Stiyawan, Direktur CV Astoetik Indonesia yang juga pelatih batik sejak 2014, menilai kualitas karya peserta cukup menjanjikan. “Kesempatan ini spesial karena sebelumnya saya ikut melatih mereka.
Hasilnya luar biasa meski baru bertemu sekali dalam pelatihan. Potensi pengrajin batik di Kota Madiun sangat bagus, apalagi lokasinya dekat Solo dan Jogja sehingga bahan baku mudah dijangkau,” ujarnya.
Menurut Aris, pengrajin di Kota Madiun cenderung mengembangkan teknik colet yang menghasilkan warna-warni menarik, meski membutuhkan ketelitian tinggi agar tidak meleber.
Ia berpesan agar para pengrajin terus mengasah keterampilan, tidak berhenti hanya pada ajang lomba. “Kalau konsisten, Kota Madiun bisa berkembang menjadi destinasi wisata batik,” tandasnya.
(Dspp/kus/madiuntoday)