Inflasi September di Kota Madiun Naik Tipis, Tetap Paling Rendah di Jatim



MADIUN - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat laju inflasi pada September 2025 sebesar 0,03 persen (month-to-month/mtm). Angka ini menjadi yang terendah di Jawa Timur pada periode yang sama, sekaligus menunjukkan kondisi harga di Kota Pendekar relatif terkendali.

Kepala BPS Kota Madiun dalam rilis resminya menjelaskan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 2,37 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) tercatat 1,43 persen.

Inflasi kalender September 2025 merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir untuk bulan yang sama,” ungkapnya.

Beberapa komoditas yang mendorong inflasi bulanan antara lain daging ayam ras sebesar 10,82 persen emas perhiasan 5,38 persen, serta cabai rawit 7,22 persen. Kenaikan tarif akademi perguruan tinggi juga ikut menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen.

Di sisi lain, sejumlah komoditas justru menekan inflasi. Bawang merah mengalami deflasi hingga 24,83 persen, tomat turun 27,14 persen, serta alpukat anjlok 20,43 persen. Penurunan tarif kereta api juga ikut meredam tekanan inflasi.

Jika dibandingkan antarkota di Jawa Timur, Kota Madiun mencatat inflasi bulanan paling rendah. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,41 persen, sedangkan rata-rata inflasi provinsi sebesar 0,23 persen.

Secara tahunan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi penyumbang terbesar inflasi dengan andil 1,10 persen. Komoditas dominan di kelompok ini yakni beras, daging ayam ras, bawang merah, sigaret kretek mesin (SKM), dan minyak goreng.

BPS menilai stabilitas harga di Kota Madiun pada September turut dipengaruhi meningkatnya produksi bawang merah, sehingga menekan harga eceran di pasaran. Namun, lonjakan harga emas dunia dan biaya pendidikan tetap memberikan tekanan inflasi.

(Rams/kus/madiuntoday)