Kenapa Tubuh Lebih Sering Sakit Saat Musim Pancaroba? Ini Penjelasannya



MADIUN- Indonesia kini tengah memasuki masa peralihan antara musim kemarau dan musim hujan atau yang dikenal dengan musim pancaroba. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), periode ini kerap ditandai dengan kondisi cuaca yang tidak menentu dan ekstrem. 


Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, pada masa transisi ini berpotensi terjadi peningkatan risiko bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat disertai angin kencang, puting beliung, dan genangan air. Ia menambahkan, puncak musim hujan di tiap wilayah Indonesia juga akan berbeda-beda waktunya.


Namun, bukan hanya lingkungan yang terdampak, tubuh manusia pun ikut beradaptasi keras terhadap perubahan cuaca yang fluktuatif. Tak sedikit masyarakat yang mengeluhkan mudah jatuh sakit saat pancaroba, mulai dari demam, batuk, pilek, hingga infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Lantas, mengapa kondisi ini sering terjadi?


Perubahan suhu yang tidak menentu memaksa tubuh terus menyesuaikan diri. Kadang saat keluar rumah panas, tapi tiba-tiba hujan deras. Atau sebaliknya, dari hujan tiba-tiba panas terik. Kondisi tersebut membuat sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga virus dan bakteri lebih mudah masuk dan berkembang. 


Selain itu, tingkat kelembapan udara yang tinggi selama pancaroba menjadi tempat ideal bagi virus, kuman, dan jamur penyebab penyakit untuk bertahan hidup lebih lama. Virus influenza, misalnya, sangat cepat menyebar di lingkungan lembap dan padat penduduk.


Tidak hanya penyakit pernapasan, ancaman penyakit yang ditularkan melalui vektor juga meningkat. Banyaknya genangan air saat hujan menjadi lokasi ideal bagi nyamuk berkembang biak, sehingga risiko demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya ikut meningkat.


Faktor gaya hidup pun berperan besar memperburuk kondisi tubuh di masa pancaroba. Kurangnya asupan gizi, kurang tidur, stres, dan paparan polusi dapat menurunkan daya tahan tubuh.


Agar tetap sehat di tengah cuaca yang tak menentu, masyarakat diimbau untuk menjaga pola hidup sehat, mulai dari mengonsumsi makanan bergizi seimbang, cukup istirahat, rutin berolahraga, dan memperbanyak minum air putih. Selain itu, penggunaan masker saat beraktivitas di luar ruangan serta kebiasaan mencuci tangan juga penting untuk mencegah penularan penyakit.


Musim pancaroba memang tidak bisa dihindari. Namun, dengan menjaga kebugaran dan meningkatkan kewaspadaan, tubuh tetap bisa prima meski cuaca berubah-ubah.

(rams/kus/madiuntoday)