Nilai SPBE 2023 Kota Madiun Tertinggi Ketiga Nasional, Wali Kota Tetap Pimpin Monev Untuk Optimalisasi ke Depan




MADIUN – Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di Kota Madiun terbukti cukup baik. Bahkan, mampu bersaing di level nasional. Hal itu mengemuka berdasarkan hasil evaluasi SPBE yang dikeluarkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) beberapa waktu yang lalu. Berdasar Keputusan MenPAN-RB nomor 13/2024 tentang hasil evaluasi SPBE 2023 pada 11 Januari lalu, indeks Kota Madiun mencapai 4,45 poin dengan predikat memuaskan. Capaian itu mengantarkan Kota Pendekar di urutan ketiga nasional peraih nilai SPBE tertinggi.

Nilai tersebut juga telah melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menangah Daerah (RPJMD) Kota Madiun. Target indeks SPBE Kota Madiun untuk 2023 hanya sebesar 2,87 poin. Tak hanya itu, capaian 4,45 poin tersebut jika dibandingkan dengan hasil pemerintah daerah lain, Kota Madiun berada di urutan ketiga dari kota dan kabupaten se-Indonesia. Indeks Kota Madiun hanya kalah dari Kabupaten Banyuwangi dan Kota Surabaya di urutan pertama dan kedua.

Meski begitu, bukan lantas cepat berpuas diri. Sebaliknya, monitoring evaluasi serta strategi SPBE ke depan pun dilakukan. Monev yang berlangsung di GCIO Dinas Kominfo Kota Madiun tersebut juga dipimpin langsung Wali Kota Madiun, Dr. Maidi, Selasa (27/2).

‘’Alhamdulillah nilai kita tinggi. Tetapi bukan kemudian berpuas diri. sebaliknya harus dipertahankan atau ditingkatkan. Makanya, hari ini kita gelar monitoring untuk mencari celah-celah yang belum maksimal,’’ kata wali kota.

Sebab, masih ada beberapa poin yang belum sempurna. Seperti diketahui nilai maksimum untuk SPBE adalah 5. Artinya, Kota Madiun nyaris mencapai nilai maksimal tersebut. Wali kota berharap apa yang kurang untuk dapat segera dipenuhi. Harapannya, ke depan bisa lebih baik lagi.

‘’Ke depan digitalisasi akan lebih kita banyak kita terapkan. Hari ini saja, sudah bertambah untuk penerapan pengelolaan sampah,’’ jelasnya.

Ya, bak sampah di Kota Madiun sudah dilengkapi chip khusus. Chip tersebut dapat memberikan tanda jika sampah sudah penuh. Truk pengangkut akan menerima tanda tersebut untuk segera diambil dan diangkut. Hal itu menjadikan pengelolaan sampah lebih efektif dan efisien.

‘’Jadi tidak ada bak sampah yang belum penuh tapi sudah diambil. Sopir tinggal nunggu alarm dari bak sampah mana yang bunyi. Berarti itu yang sudah penuh dan siap untuk diambil,’’ ungkapnya. (dspp/agi/diskominfo)