Gerai Sembako



Ruang Satu 


Gerai Sembako


Kota kita tercatat mengalami deflasi selama Agustus lalu. Artinya, banyak barang di pasaran. Barang-barang tersebut harus segera terserap agar deflasi tidak semakin meninggi. Caranya, dengan meningkatkan daya beli masyarakat. Kalau masih calon pembelinya yang kita tambah. Karenanya, kota kita harus ramai. Harus banyak yang datang dan belanja di sini. Saya sangat mengapresiasi mereka yang turut meramaikan kota. Mereka yang menggelar kegiatan dan mendatangkan massa. Orang yang datang diharapkan turut berbelanja di kota kita.

Seperti lomba burung berkicau di Ngrowo Bening, Minggu (18/9) kemarin. Peserta datang dari berbagai daerah sekitar. Mereka tentu tidak datang sendiri. Paling tidak bawa teman. Ada juga yang bawa keluarga. Mereka tentu tidak sekedar mengikuti lomba. Pasti juga berbelanja. Harapannya, stok barang yang membludak itu segera terbeli. Deflasi bisa semakin terkurangi. Kota ini memang akan terus kita ramaikan. Biar banyak yang datang. Untuk meningkatkan perekonomian. 

Saya optimis deflasi bisa segera teratasi. Biarpun begitu, ada juga kekhawatirannya. Saya khawatir kondisi di Kota Madiun malah inflasi dalam waktu dekat. Artinya, barang-barang kebutuhan menjadi mahal. Daya beli masyarakat kembali lesu. Ini tentu tidak baik untuk perekonomian kota kita. Harus segera dicarikan solusinya. Inflasi harus ditekan biar tidak membahayakan. Inflasi yang kelewat tinggi membawa kita ke jurang resesi. Ini bisa berujung pada krisis ekonomi. Bangsa ini pernah mengalaminya pada 1998 silam. Itu harus jadi pembelajaran. Jangan sampai terulang.

Saya lebih khawatir pada inflasi bukan tanpa alasan. Kota kita memang lebih sering terjadi inflasi daripada deflasi. Seingat saya, deflasi terjadi dua kali sejak Januari 2022 lalu. Sisanya, selalu terjadi inflasi. Artinya, inflasi lebih mendominasi. Cabai hampir selalu jadi bahan kebutuhan pemicu inflasi di kota kita. Saya khawatir inflasi kembali terjadi. Tidak menutup kemungkinan bakal meroket. Karenanya, berbagai strategi menekan inflasi mulai kita jalankan. Ada beberapa upaya yang bisa sudah dan akan kita lakukan. Baik upaya jangka pendek maupun jangka panjangnya. 

Bantuan-bantuan tentu salah satunya. Berbagai bantuan bahan pokok terus kita salurkan. Setiap kegiatan satu kendaraan berisi sembako memang selalu mengikuti. Saat ada warga yang membutuhkan biar bisa langsung dibagikan. Bantuan bahan kebutuhan pokok itu setidaknya sedikit meringankan beban masyarakat. Pengeluaran untuk pembelian bahan kebutuhan pokok bisa disimpan atau dialihkan kebutuhan yang lain. 

Bagi masyarakat yang mampu saya siapkan gerai sembako. Kita punya sejumlah gerai masker gratis selama pandemi Covid-19 lalu. Saya berencana mengalihfungsikan gerai tersebut menjadi gerai sembako. Seperti diketahui, Covid-19 sudah mulai mereda belakangan ini. Pun, kebutuhan masker masyarakat sudah tidak seperti dulu. Karenanya, keberadaan gerai akan saya ubah. Gerai sembako ini menyediakan bahan-bahan kebutuhan seperti beras, minyak, gula, dan lain sebagainya. Namun, pembelian kita batasi. Pembelian harus dengan menunjukkan KTP. Nah, data pembeli akan dimasukkan dalam aplikasi khusus. Satu orang hanya dapat melakukan pembelian sekali dan baru bisa melakukan pembelian setelah tiga hari berikutnya atau setelah sembako yang dibeli habis. Ini sedang kita siapkan secepatnya. Harapan saya, Minggu ini bisa mulai berjalan.

Beberapa waktu yang lalu, saya juga membagikan bantuan seragam beserta ongkos jahitnya kepada peserta didik baru. Tidak dipungkiri, seragam ini kerap memusingkan wali murid. Karenanya, kita berikan bantuan seragam gratis. Bantuan itu tidak hanya meringakan beban wali murid, tetapi juga bisa turut membantu para penjahit. Bayangkan ada berapa orderan yang masuk jika ada ribuan peserta didik baru tingkat SD dan SMP. Saya memang menginstruksikan dijahitkan kepada penjahit Kota Madiun.

Selain itu, saya juga menyiapkan bantuan seribu bibit tanaman cabai. Seperti diketahui, cabai salah satu komoditas pemicu inflasi di Kota Madiun. Maklum, kebutuhan cabai cukup besar di kota kita. Itu wajar Kota Madiun kota pecel. Saya berharap kebutuhan cabai ini bisa dipenuhi petani lokal. Saat ini memang kita sangat tergantung dengan kiriman cabai daerah lain. Saat kiriman minim, cabai menjadi mahal. Kondisi itu tentu bisa sedikit ditekan kalau kita punya produksi cabai sendiri. Karenanya, kita siapkan bibit tanaman cabai secara gratis. Masyarakat yang ingin menanam cabai dipersilahkan untuk mengajukan permohonan bantuan bibit itu. Lahan-lahan tidur juga kita bangunkan. Kita tanami cabai dan juga sayuran penyokong pecel. 

Upaya-upaya itu kita lakukan untuk menjaga kota ini agar tetap terjaga dari deflasi maupun inflasi. Sementara, itu perekonomian juga semakin meningkat. Ini tentu saja butuh peran kita semua. Mari kita jaga kota ini dari jurang resesi yang bisa berujung pada krisis ekonomi.


Penulis adalah Walikota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd