Mengenal Tjatur Ambarwati, Warga Klegen yang Getol Tularkan Keterampilan




Masuk Nominasi Nasional, Berpeluang Raih Upakarti dari Kementerian


MADIUN – Sosok Tjatur Ambarwati memang dikenal sahaja dan suka membantu sesama. Bukan melalui materi, tetapi menularkan keterampilan agar bisa berkembang. Apa yang dilakukannya cukup menginspirasi hingga dirinya dinyatakan sebagai nominasi penghargaan Upakarti dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia. Seperti apa kiprahnya?


Bersahaja dan ramah. Begitulah kesan pertama yang tersirat pada Tjatur Ambarwati. Warga Kelurahan Klegen tersebut tengah sibuk memberikan pelatihan kerajinan tas dari kain perca saat ditemui, beberapa waktu lalu. Pun, pesertanya bukan sembarangan. Tetapi peserta didik dari Sekolah Luar Biasa (SLB). Ya, mereka yang mendapatkan pelatihan merupakan penyandang disabilitas. 


‘’Awalnya, saya diminta memberikan materi membantik oleh Dinsos bersama teman. Nah, pesertanya para disabilitas. Ini bisa dibilang tindaklanjutnya,’’ kata Ambar.


Ibu dua anak tersebut tampak telaten dan sabar. Biarpun terkendala bahasa, dia tetap berupaya memberikan pelatihan secara maksimal. Harapannya, ada ilmu yang ditularkan. Ada ilmu yang bisa dimanfaatkan para berkebutuhan khusus itu. Biar mereka memiliki skill. Siapa tahu, suatu saat berguna. 


‘’Mereka harus punya kesempatan yang sama. Harus bisa mandiri ke depannya. Siapa tahu dengan pelatihan kerajinan seperti ini bisa menjadi jalan mereka hidup mandiri,’’ ungkapnya. 


Ambar tidak pernah meminta bayaran setiap memberikan pelatihan. Total sudah ada ribuan masyarakat yang pernah mendapatkan pelatihan darinya. Dimulai dari ibu-ibu tetangga sekitar tempat tinggalnya hingga masuk ke lembaga pendidikan seperti SLB. Tak sedikit juga dari mereka yang kini mampu mendirikan usahanya sendiri. 


‘’Setelah mengikuti pelatihan, saya minta untuk membuat suatu produk sendiri. Yang bagus saya beli. Tetapi juga tidak saya larang untuk menjualnya ke orang lain. Dari situ lama-lama ada yang berkembang dan punya usaha sendiri,’’ jelasnya. 


Ambar memang konsisten berkecimpung di bidang kerajinan. Dia juga mendirikan usaha barang-barang kerajinan yang diberi nama Brovelda. Di tempatnya itu ada beragam produk kerajinan unik. Menariknya, nyaris semuanya berbahan dari barang bekas. Mulai tas, sepatu, vas bunga, dan lain sebagainya. Barang-barang produknya kerap dijadikan souvenir untuk pernikahan dan acara lainnya. 


‘’Kalau kita mau berupaya pasti nanti ada jalan. Yang penting berani mencoba. Kalau salah tinggal diulangi,’’ jelasnya.


Ambar memang tak bisa melihat barang bekas yang terbelengkalai. Tak heran, sampah botol plastik di sekitar tempat tinggalnya tidak luput dari incaran Ambar. Botol-botol itu lantas diolah menjadi produk baru yang menarik. Pun, laku terjual. Dari situ, dia semakin bersemangat hingga sering mengikuti pameran yang digelar pemerintah. Ambar juga mendapatkan pelatihan untuk menambah ilmu dan pengalaman. Tak ingin dinikmati sendiri, ilmu tersebut akhirnya dia tularkan kepada orang lain. 


‘’Saat banyak order, saya memang kewalahan sehingga mengajak ibu-ibu sekitar. Tetapi kemudian banyak permintaan untuk diberikan pelatihan. Dan itu berjalan sampai sekarang,’’ terangnya.


Dari kegigihan dan kiprahnya itu, Ambar lantas diusulkan Pemerintah Kota Madiun melalui PKK setempat untuk mengikuti penilaian Upakarti. Ambar pun lolos ke tingkat provinsi dan berhak mewakili ke tingkat nasional. Penilaian Upakarti tersebut masih terus berjalan. Termasuk kunjungan lapang dari dewan juri beberapa waktu lalu. Ambar kini tengah bersiap untuk penilaian wawancara dan presentasi di hadapan dewan juri tingkat nasional. 


‘’Tentu saya bangga dan bersyukur tentunya. Bisa sampai ditahapan ini sudah luar biasa. Semoga bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat dan Kota Madiun tentunya,’’ pungkasnya. (wanda/agi/madiuntoday)