Mereka Yang Sukses Taklukkan Rute 1.200 Kilometer Di East Java Journey 2023 (2-habis)




Berhasil Finis Sesuai Target, Septi Trisna Sari Berhasil Bawa Medali Juara EJJ 2023

MADIUN – Sebagai penikmat ultra cycling, event East Java Journey tentunya tak akan dilewatkan oleh seorang Septi Trisna Sari. Ya, perempuan asal Kota Madiun itupun turut berpartisipasi dalam kategori Full Journey 1.200 kilometer Women 39 and Under pada event yang digelar 14-19 Maret 2023 lalu.

‘’Event ultra cycling di Indonesia cukup jarang. Sekitar 2-3 kali setahun. Selain itu, EJJ ini rutenya Jawa Timur. Sebagai orang Jawa Timur, saya makin semangat supaya lebih mengenal daerah-daerah di provinsi ini,’’ ujarnya, Rabu (29/3).

Memahami rute dan mengenali medan yang akan dilewati menjadi salah satu upaya Septi untuk dapat menaklukkan rute 1.200 kilometer. Diapun menyiapkan sejumlah strategi agar bisa finis 5 hari. Atau, sehari sebelum cut of time (COT).

Beberapa barang bawaan seperti jersey official, lampu depan dan belakang, jaket, rompi scotlite, tool kit, ban dalam, serta charger smartphone memenuhi isi saddle bag-nya. Juga, jas hujan dan perlengkapan kecil lainnya. Barang bawaannya memang wajib efektif dan efisien. Dengan begitu, tidak memberatkan laju sepeda.

‘’Targetnya, satu hari satu checkpoint. Dengan begitu, di hari ke-lima saya sudah bisa finis di Surabaya,’’ ungkapnya.

Langkah itu rupanya cukup efektif. Warga Nambangan Lor ini berhasil finis sesuai target. Tepatnya, pada 18 Maret 2023 pukul 22.00. Bahkan, mendapatkan juara 2 dalam kategorinya. Namun, bukan berarti minim tantangan sepanjang perjalanan. Dari segi kendaraan, Septi memacu sepeda gravel dengan single gear depan yang sulit diajak ngebut di jalur full flat.

Tantangan kembali dirasakan pada rute tanjakan tiada akhir di Pacitan – Trenggalek. Meski hanya 100 kilometer namun tanjakan tiada akhir itu membuat Septi lebih banyak mendorong sepeda karena kelelahan. ‘’Sempat tidur siang di teras rumah warga karena panasnya minta ampun,’’ bebernya.

Di hari ketiga, tantangan belum usai. Tengah malam saat melewati daerah Corah Kobokan Lumajang, Septi harus lebih berhati-hati karena medannya dipenuhi pasir bekas letusan Gunung Semeru. Selanjutnya, pada hari keempat menuju Banyuwangi cukup lancar namun power mulai menurun sehingga perjalanan ditempuhnya cukup lama.

‘’Hari kelima mulai muncul halusinasi karena lelah dan kurang tidur. Jalur Pantura serasa menyiksa,’’ tuturnya.

Meski begitu, Septi mengaku menikmati setiap perjalanan. Apalagi, dia bisa menyaksikan keindahan Jawa Timur secara langsung. Misalnya, seperti pantai di sepanjang Pacitan dan di Situbondo. ‘’Jawa Timur luar biasa indahnya,’’ ucapnya.

Dibandingkan event ultra cycling yang pernah diikuti, Septi mengaku bahwa EJJ 2023 memiliki tingkat elevasi yang lebih rendah. Namun, sangat menyerang mental cyclist. ‘’Sempat halusinasi dan stres. Meski begitu, saya menikmati dan tertarik ikut lagi. Lain kali, diusahakan 4 hari sudah finis,’’ tandasnya. (WS Hendro/irs/madiuntoday)