Buka Pintu Dunia
Ruang Satu
Di era sekarang ini, teknologi informasi tidak bisa dikesampingkan. Nyaris semua hal sudah berbasi IT dewasa ini. Kalau tidak mengikuti harus siap tertinggal. Harus siap menjadi korban perubahan. Tentu kita tidak ingin itu terjadi di Kota Madiun. Saya tidak ingin masyarakat Kota Madiun tidak bisa mengukti perubahan. Terlebih anak-anak. Karenanya, usia anak-anak hingga remaja, saya persiapkan benar. Mereka harus menjadi bagian dari perubahan itu sendiri. Harus menciptakan perubahan-perubahan. Bukan menjadi korban perubahan.
Mewujudkan itu tentu tidak bisa hanya berjalan seperti biasa. Dunia pendidikan kita harus memiliki terobosan yang tak biasa. Harus lima langkah lebih maju ke depan. Mau tidak mau, anak-anak ini harus kita dekatkan dengan IT. Harus melek digitalisasi. Memang hampir dimanapun sudah mengarah ke sana. Khususnya dalam menuju generasi emas 2045 mendatang. Tetapi ada yang baru diwacanakan. Ada juga yang sudah berjalan tapi perlahan. Untuk di Kota Madiun, saya ingin disegerakan. Kita mulai secepat mungkin. Segera dipersiapkan, agar anak-anak juga lebih awal menguasai.
Itu tidak bisa hanya sekedar teori. Harus ada praktik langsung setiap hari. Yang namanya praktik, tentu butuh alat. Butuh sarananya. Apalagi dunia IT. Tanpa terjun langsung, anak-anak ini akan kesulitan memahami. Karena itu, fasilitas kita dekatkan. Di kota kita, pelajar sudah tidak kesulitan sarana belajar. Nyaris semua pelajar SD dan SMP negeri sudah pegang laptop saat ini. Totalnya, ada 14.825 unit laptop. 9.400 di antaranya berupa chromebook yang kita bagikan 2023 ini. Belasan ribu laptop itu untuk pelajar kelas 4, 5, 6 dan 7, 8, 9.
Apa yang kita lakukan ini ternyata mendapat atensi berbagai pihak. Salah satunya dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Kota kita tercatat sebagai daerah pemrakarsa dan penyelanggara pembagian laptop chromebook terbanyak. Yakni, sebanyak 9.400 unit laptop chromebook itu. Rekor ini tercatat dalam piagam bernomor 10.924/R.MURI/V/2023 tertanggal 2 Mei 2023 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Kota kita memang cukup sering mengukir rekor. Tercatat ada sembilan rekor di MURI. Dua sebelumnya, Kota Madiun sudah mencatatkan rekor untuk prosesi adat pemasangan sambung tuwuh terbanyak. Selain itu, juga rekor pembangunan jalan lingkungan terbanyak melalui program pavingisasi. Yakni, ada di 214 titik dan tersebar di 27 kelurahan. Panjang yang dihasilkan sejauh 46 ribu meter.
Fasilitas laptop itu saja tentu belum cukup. Untuk mengakses informasi lebih luas, anak-anak ini butuh akses internet. Karenanya, juga kita hadirkan layanan internet gratis yang menjangkau seluruh kota. Sampai Mei 2023 ini, program internet gratis berupa Wireless Fidelity atau WiFi ini sudah sebanyak 2.858 titik. Terbagi menjadi dua kategori. Pertama WiFi Kota Pendekar yang untuk masyarakat umum. Jumlahnya ada sebanyak 2.365 titik. WiFi ini sampai di tingkat poskamling di tiap RT. Jumlahnya juga terus bertambah. Sebab, banyak permintaan pemasangan titik baru dari masyarakat. Pokoknya, selagi itu fasilitas umum dan memang dibutuhkan, akan kita pasang.
Kategori kedua bernama WiFi Kota Pintar. Sesuai namanya, ini khusus di sekolah-sekolah. Jumlahnya ada 493 titik untuk sampai saat ini. Seperti WiFi Kota Pendekar, tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah menyesuaikan kebutuhan dan permintaan. Di satu sekolah rata-rata terdiri dari tiga sampai lebih dari lima titik. Mulai di kelas hingga di ruang tertentu seperti ruang guru. WiFi ini memang untuk mendukung program laptop tadi. Karenanya, WiFi ada di kelas yang siswanya memegang laptop. Untuk SD ada di kelas 4 sampai 6 tadi. Sedang, di tingkat SMP ada di semua kelas.
Dengan laptop dan koneksi internet ini diharapkan anak-anak semakin termudahkan. Pasti ada yang berfikir, bagaimana kalau disalahgunakan? Sebab, tidak dipungkiri kemajuan teknologi informasi juga memberikan dampak negatif. Tentu saja itu juga menjadi perhatian kami. Karenanya, aksesnya juga kita batasi. WiFi kita tidak bisa untuk mengakses situs-situs tertentu. Game contohnya. Sementara laptop juga sudah dilengkapi dengan materi dan pembatasan-pembatasan. Laptop didesain untuk mengakses materi dan pembelajaran. Bukan untuk permainan-permainan.
Hadirnya dua layanan ini diharap memacu semangat anak-anak kita. Anak-anak harus melek digitalisasi. Harus melek hal-hal yang berbau IT. Kemampuan anak-anak mengoperasikan program-program komputer juga mulai terlihat. Peserta didik yang mendapat laptop gelombang pertama dulu setidaknya sudah bisa mengoperasikan office word, exel, dan power point. Anak-anak juga sudah bisa mengoperasikan canva untuk desain grafis. Anak SD sudah bisa program-program seperti itu. Artinya, dalam menuntut ilmu di jenjang yang lebih tinggi akan semakin termudahkan.
Generasi seusia saya mungkin kesulitan mengoperasikan komputer. Tidak banyak yang bisa kita berikan. Tetapi anak-anak ini masih memiliki masa depan yang panjang. Mereka harus dipersiapkan untuk menggapai masa depan yang cemerlang. Tidak menutup kemungkinan di antaranya mereka merupakan calon pemimpin di masa depan. Saya memang tidak bisa memberikan banyak hal. Tetapi setidaknya harus ada yang saya lakukan untuk bekal mereka kelak. Pemimpin yang hebat harus bisa menyiapkan calon-calon pempimpin yang juga hebat di masa depan. Melalui program laptop dan layanan internet yang menyeluruh ini anak-anak tidak lagi membuka jendela dunia, tetapi sudah membuka pintu dunia. Ini demi mempersiapkan anak-anak untuk menjadi calon pemimpin yang hebat menuju generasi emas 2045.
Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd