Kota Bahagia
Ruang Satu
Usia Harapan Hidup masyarakat di Kota Madiun mencapai 73,13 tahun pada 2022 lalu. Artinya, setiap bayi yang lahir di Kota Madiun memiliki usia harapan hidup mencapai 73 tahun lebih. Angka itu juga telah naik dibanding 2021 lalu yang sebesar 72,83 tahun. Usia harapan hidup masyarakat kita terus mengalami peningkatan beberapa tahun belakangan ini. Tentu hal itu bukan datang begitu saja. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari yang saya baca, kebahagiaan salah satunya.
Usia Harapan Hidup yang tinggi di Kota Madiun itu wajar mengingat masyarakat kita memang menjalani kehidupan dengan bahagia. Itu bukan sekedar ucapan belaka. Tetapi ada datanya. Kamis (15/6) lalu, kota kita kedatangan tim penilai iBangga Award 2023. Itu merupakan kegiatan yang digelar Pemprov Jawa Timur dan menjadi salah satu indikator penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan keluarga yang berkualitas, tangguh, dan berkembang. Kota kita memang satu dari lima nominator iBangga Award 2023. Karenanya, ada peninjauan lapang pada Kamis tersebut.
Nah, masuknya dalam nominator tersebut salah satunya karena indek kebahagiaan hidup masyarakat kita juga tinggi. Hal itu disampaikan Dr. Lutfi Agus Salim, akademisi Unair sekaligus ketua tim penilai iBangga Award 2023 tersebut. Indek Kebahagiaan Hidup (IKH) di Kota Madiun mencapai 60,52 poin. Angka tersebut sudah naik 4,1 poin dari sebelumnya. Capaian itu, kata beliau, jarang dialami daerah-daerah. Jawa Timur saja masih jauh dari angka 60. Artinya, capaian IKH kota kita sudah melebihi Jawa Timur.
Penilaian IKH juga tidak sembarangan. Ada banyak hal yang dicermati. Setidaknya terdapat tiga dimensi indek kebahagiaan. Yakni, kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup. Dari ketiga dimensi tersebut terbagi menjadi 17 indikator. Belasan indikator tersebut memang dipampangkan di hadapan saya. Yang saya lihat hampir semua indikator mengalami peningkatan poin. Bahkan, khusus indikator bahagia naik sampai tujuh poin. Ada juga indikator ketentraman yang naik lima poin dan kemandirian yang naik dua poin. Karenanya, sudah langsung saya instruksikan kepada OPD terkait untuk mendorong indikator dengan nilai yang masih rendah tersebut.
Indikator kemandirian itu contohnya. Karena cuma naik dua poin. Bagaimanapun harus naik lebih tinggi lagi ke depan. Saya minta untuk dicermati benar faktornya. Apakah itu terkait kemampuan rata-rata masyarakat yang dilihat dari latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan, atau bahkan tingkat pengangguran. Saya perintahkan untuk menekan itu. Pelatihan-pelatihan kerja harus semakin digencarkan. Khususnya yang berbasis kompetensi. Pelatihan memang sudah rutin digelar. Mungkin belum sesuai dengan kebutuhan pasar. Karenanya, masyarakat harus dibekali kemampuan yang menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Tidak hanya itu, semua unsur yang berkaitan dengan kebahagiaan masyarakat harus terus didorong dan ditingkatkan. Karena itulah yang penting. Kota ini telah mengalami banyak perubahan dan mendapatkan banyak penghargaan. Tetapi itu semua tidak ada artinya kalau pelayanan pemerintah tidak bisa memuaskan dan masyarakat tidak bisa hidup bahagia. Sering saya katakan bahwa kepuasaan masyarakat adalah prestasi tertinggi. Jangan sampai kita terus mengejar prestasi tetapi melupakan unsur kebahagian dan kesejahteraan masyarakat. Jangan sampai terlihat menarik dari luar tetapi masyarakatnya tidak bahagia.
Saya memang memberikan perhatian khusus terkait urusan ini. Urusan kebahagiaan hidup ini tidak terlepas dari urusan pembangunan fisik dan SDM. Keduanya harus seimbang. Jangan hanya dibantu pembangunan tempat tinggalnya, tetapi juga diberikan jaminan-jaminan agar bisa menjalani hidup dengan tenang ke depan. Orang miskin di Kota Madiun tidak hanya kita bantu memperbaiki rumahnya agar layak huni. Tetapi juga kita asuransikan. Kita punya program Siaga Kita. Program jaminan sosial untuk pekerja sektor informal. Program itu juga terus kita tingkatkan. Ke depan, juga mencangkup Ketua RT/RW, Linmas, sampai PSM (pekerja sosial masyarakat).
Perhatian ini kita mulai dari sejak sebelum kelahiran hingga kematian. Pemeriksaan dilakukan pada pasangan calon pengantin. Hal itu dilakukan guna mempersiapkan masa kehamilan yang sehat setelah menikah nanti. Begitu juga dalam masa kehamilan. Pendampingan terus dilakukan sampai paska melahirkan. Karena itu, angka stunting kita juga turun. Prinsipnya kita terus memberikan perhatian agar masyarakat terlayani dan hidup bahagia.
Selain itu, berbagai barang kebutuhan cukup mudah didapatkan dengan harga terjangkau di Kota Madiun. Kota kita memang tidak punya banyak lahan pertanian. Namun, Kota Madiun menjadi tempat berjualan produk-produk dari daerah sekitar. Karenanya, mendapatkan barang kebutuhan cukup mudah dan murah. Dengan begitu, tidak ada alasan tidak bahagia hidup di Kota Madiun. Tak salah kalau indikator kebahagiaan hidup di kota kita tinggi. Ini sesuai dengan harapan kita semua, yakni mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd