Kota Ramah Pendekar



Ruang Satu 

Pendekar itu casingnya seram, tetapi halus sekali di dalam. Pendekar itu luarnya menakutkan, tetapi penuh kelembutan. Begitulah Pendekar Kota Madiun. Karenanya, kalau ada yang menilai Kota Madiun tidak aman, itu keliru besar. Semuanya aman terkendali di Kota Madiun. Banyak yang masih takut ke Kota Madiun saat Suro. Bahkan, ada istilah dredek suro. Itu tidaklah benar. Yang ada enjoy suro. Semua acara perguruan pencak silat berjalan lancar, aman, dan kondusif. Tidak seperti yang dikhawatirkan. Tidak seperti yang ditakutkan.

Suro di Kota Madiun terbukti aman dan nyaman. Berbagai kegiatan khas bulan Suro yang digelar sejumlah perguruan pencak silat di Kota Pendekar berlangsung sukses. Tentu saja ini yang kita harapkan. Karenanya, terima kasih sekali kepada semua perguruan pencak silat di Kota Madiun. Khususnya, perguruan yang menggelar kegiatan di bulan Suro. Semuanya dapat menjaga diri masing-masing. Bahkan, semuanya bersatu padu menjaga kota ini dari segala macam gangguan. Kota Madiun itu aman salah satunya juga karena dijaga para pendekar. 

Begitulah seharusnya pendekar. Berjiwa sosial tinggi. Selalu ingin membantu yang kesusahan. Selalu mengedepankan kerukunan. Pendekar di Kota Madiun tidak pelit berbuat baik. Memang sudah begitu seharusnya seorang pendekar. Kita tentu sepakat bahwa pencak silat adalah gerak seni tubuh yang indah. Pendekar juga begitu. Harus selalu mengedepankan keindahan. Apapun itu. Baik indah sedari perbuatan, perkotaan, pikiran, dan lain sebagainya. Namun, perlu diingat bahwa gerak seni yang indah dari pencak silat ini juga bisa mematikan. Tetapi hanya untuk membela diri. Bukan malah menyakiti. 

Pendekar kita sudah bisa mewujudkan itu. Rangkaian kegiatan suro yang aman ini salah satu buktinya. Tren positif ini untuk wajib untuk terus selalu dijaga dan ditingkatkan. Tren yang baik ini bisa menjadi contoh dunia. Saya ingin Pendekar Kota Madiin bisa menjadi contoh daerah lain. Bahkan, contoh di dunia internasional. Pencak silat itu pusatnya di Madiun. Ada sejumlah perguruan yang lahir dan berkembang di sini. Yang namanya pusat, tentu harus memberikan contoh yang baik. Terutama para pendekarnya. Menjadi contoh sosok pendekar yang berjiwa ksatria dan bermanfaat bagi sesama. 

Hal- itu penting untuk kemajuan kota kita. Apalagi, Kota Madiun sudah berubah lebih baik kini. Ada banyak perubahan yang sudah tersaji. Coba lihat kota kita beberapa tahun yang sebelumnya. Sudah banyak tempat-tempat menarik. Sudah banyak tempat-tempat yang menjadi jujukan wisatawan. Tidak hanya wisatawan lokal. Tetapi juga wisatawan luar negeri. Para turis asing itu saja mengagumi keindahan kota kita. Tentu saja, kita sebagai warga kota juga harus lebih mengaguminya. Pendekar harus ikut berkontribusi mewujudkan Kota Madiun yang lebih baik lagi. Kita harus menunjukkan bahwa Kota Madiun bisa menjadi contoh untuk dunia. Kita wujudkan Kota Madiun yang aman dan nyaman bagi siapa saja. Baik bagi warga, wisatawan, maupun para pendekar. 

Kota kita adalah kota segalanya. Kota kita sudah mendapatkan banyak predikat dari pemerintah pusat. Beberapa waktu kemarin, kita mendapat predikat kota ramah anak kategori utama. Ini adalah kategori tertinggi. Salah satu faktornya adalah terwujudnya lingkungan yang aman bagi anak-anak. Kalau saja pendekar Kota Madiun tidak rukun, indikator tersebut mungkin akan sulit terpenuhi. Bayangkan, banyak pendekar yang terlibat perkelahian. Padahal pencak silat juga banyak diikuti anak-anak. Tentu saja pemerintah pusat akan menyatakan Kota Madiun tidak aman bagi anak-anak. 

Kota kita juga mendapatkan predikat Kota Sehat Swasti Saba Wistara dari Kementerian Kesehatan. Selain itu, kota kita juga kota ramah lansia dan lain sebagainya. Nah, ada satu predikat lagi yang harus kita kejar. Harus kita sematkan dan melekat untuk kota kita. Yakni, Madiun Kota Ramah Pendekar. Ini bukanlah sebuah penghargaan. Tetapi pelecut semangat untuk mewujudkan, menjaga, dan meningkatkannya ke depan. 

Predikat pendekar yang ramah ini harus terus melekat. Semua pendekar di Kota Madiun harus ramah, santun, lembut, dan baik tentunya. Pendekar harus mengamalkan nilai-nilai pendekar yang ditanamkan dari perguruan masing-masing. Saya rasa tidak ada perguruan yang mengajarkan nilai keburukan. Hanya, terkadang oknumnya saja yang salah dalam penerapan. Oknum yang seperti itu harus dibina. Mereka harus dikembalikan kepada nilai-nilai yang ditanamkan perguruan masing-masing.

Ini memang tidak mudah. Ini tantangan kita semua ke depan. Bagaimana kita bisa mempertahankan apa yang sudah baik ini. Kita semua tentu saja tidak ingin apa yang sudah kita dapatkan ini hancur begitu saja. Hancur karena ulah sejumlah oknum tak bertanggung jawab tadi. Karenanya, ini butuh peran kita semua. Peran semua pendekar yang ada. Kota Pendekar ini kota kita bersama. Mari kita jaga demi anak cucu kita kedepannya. 


Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd