dari Kenya ke Kota Kita



 Kota kita memang cukup sering menerima tamu belakangan ini. Tamu para pejabat pemerintah tersebut datang dari berbagai daerah di tanah air. Bukan hanya pemerintah daerah yang di Pulau Jawa. Tetapi ada juga yang datang dari Sumatera, Kalimantan, atau Sulawesi. Biasanya rombongan dipimpin langsung kepala daerahnya. Bupati atau wali kotanya. Ada juga dari unsur legislatif. Wakil rakyat yang berkunjung ke kota kita. Tujuannya sama. Ingin melihat Kota Madiun lebih dekat. Ingin menggali referensi untuk dibawa ke daerah masing-masing. 

Kalau dihitung, mungkin sudah lebih dari 20 daerah yang berkunjung. Bahkan, ada yang lebih dari sekali. Itu belum kunjungan yang langsung ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Biasanya memang bukan rombongan besar. Seperti tim dari Kemenko yang ingin menggali data lebih jauh terkait inovasi Profit M-Tech Dinas Komunikasi dan Informatika. Inovasi layanan internet gratis itu memang masuk top 45 Inovasi Terbaik tingkat nasional.

Nah, sebentar lagi akan ada tamu lagi. Ya, akan ada yang berkunjung ke kota kita. Tapi kali ini berbeda. Bukan pejabat pemerintah daerah dari tanah air. Tamu kita kali ini datang dari negara Kenya. Ya, negara dari Afrika Timur tersebut jauh-jauh datang juga untuk belajar. Rombongan dijadwalkan tiba di kota kita, Minggu 17 September nanti. Informasi yang sudah kita terima, rombongan setidaknya terdiri dari 12 orang. Tujuh laki-laki dan lima perempuan. Pun, mereka bukan orang sembarangan. Mereka terdiri dari pejabat di Kementerian Kesehatan, Dewan Nasional urusan Kependudukan dan Pembangunan, pejabat perwakilan dari pemerintah daerah, dan juga dari unsur akademisi. 

Itu belum pendamping dari tanah air. Kita sudah beberapa kali menggelar rapat koordinasi persiapan terkait kunjungan ini. Yang terakhir, juga melibatkan BKKBN di pusat. Mereka ikut secara virtual. Informasinya ada puluhan pendamping dari tanah air. Termasuk dari BKKBN tersebut. Kalau ditotal sekitar 50 orang. Mengapa banyak pejabat terkait kesehatan? ya tujuan delegasi Kenya tersebut memang terkait urusan kesehatan. Khususnya, tentang kesehatan reproduksi. Fokusnya ada pada urusan pengendalian pendudukan melalui KB paska persalinan, penekanan angka kematian ibu dan bayi, serta stunting. Urusan kesehatan reproduksi tersebut mungkin masih menjadi permasalahan serius di negara dengan ibu kota Nairobi tersebut. 

Urusan kesehatan reproduksi tersebut memang berkaitan dengan banyak hal. Tatkala pertambahan penduduk tidak dikendalikan, maka bisa terjadi kepadatan jumlah penduduk. Hal itu akan menjadi permasalahan serius tatkala sumber kebutuhan tidak seimbang. Tak heran, terjadi bencana kelaparan dan lainnya. Karena itu, jumlah penduduk harus dikendalikan. Orang-orang di Kenya mungkin sebagian masih enggan ber-KB dan memiliki banyak anak. Padahal, tingkat ekonomi keluarga tidak begitu baik. Artinya, keluarga tersebut berada dalam kehidupan yang jauh dari kata layak. Tak heran, kualitas kehidupan mereka juga rendah.

Cerita mungkin akan berbeda kalau keluarga tersebut memiliki satu atau dua anak saja. Mungkin kehidupan mereka bisa lebih sejahtera. Nah, pemerintah ingin melakukan pendekatan itu. Salah satunya, melalui program keluarga berencana (KB). Seperti kita ketahui, melalui program KB ini mengajak pasangan suami istri untuk cukup memiliki dua anak dengan jarak ideal. Caranya, dengan memakai kontrasepsi. Namun, pada praktiknya memang tidak mudah. Tak sedikit masyarakat yang menolak. 

Nah, program tersebut cukup berjalan baik di Kota Madiun. Seperti program KB paska persalinan di RSUD Kota Madiun. Program yang digagas dokter Muhammad Nur Sp,OG tersebut juga berbuah penghargaan dari presiden. Dokter Nur mendapatkan Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden Jokowi 2022 lalu. Saya mendapatkan penghargaan serupa setahun kemudian. Di RSUD Kota Madiun itu mengemuka inovasi Wisata KB dan juga Pendekar Hati. Inovasi tersebut dinilai cukup berhasil menekan angka kelahiran baru dan juga meminimalkan resiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan. Melalui program itu cakupan KB di RSUD Kota Madiun mencapai 80 persen. Artinya, sebagian besar ibu langsung pasang KB usai persalinan.

Hebatnya, tingkat kematian ibu melahirkan juga nol setidaknya pada dua tahun terakhir. Padahal, rata-rata terdapat 100-150 pasien melahirkan di RSUD Kota Madiun dalam sebulan. Hal itu salah satunya adanya inovasi Pendekar Hati yang berhasil meningkatkan kedisiplinan pemeriksaan pasien selama masa kehamilan. Pasien akan mendapatkan notifikasi melalui pesan singkat minimal tiga hari sebelum jadwal pemeriksaan tiba. Artinya, pasien bisa mempersiapkan diri sebelum jadwal pemeriksaan. 

Tak heran, RSUD Kota Madiun merupakan salah satu lokasi yang dikunjungi rombongan dari Kenya tersebut. Sudah saya instruksikan untuk dipersiapkan benar. Saya pimpin langsung. Apa yang kurang kita penuhi. Saya tidak ingin tamu kita tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Padahal, mereka sudah jauh-jauh datang. Hadirnya delegasi Negara Kenya ke kota kita tentu bukan tanpa sebab. Kota kita memang berhasil mengoptimalkan KB paska persalinan hingga berhasil meraih penghargaan dari presiden. Artinya, kota kita memang layak mewakili tanah air untuk jujukan belajar utusan negara lain. Kota kita sudah ditunjuk pemerintah pusat menjadi daerah yang dikunjungi. Kita juga harus menjaga amanah ini. 


Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd