Mengenal Penyakit Polio, Waspadai Gejalanya Pada Anak




MADIUN – Kasus Polio telah menarik perhatian banyak pihak. Itu setelah ditemukannya tiga anak di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang dilaporkan mengalami lumpuh layu akut akibat Virus Polio Tipe 2. Untuk menanggulangi penyebarannya, maka Kementerian Kesehatan menggelar sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di seluruh wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Sleman, Yogyakarta mulai 15 Januari 2024.

Lalu, apa yang dimaksud dengan Penyakit Virus Polio?

Berdasarkan situs Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan, Penyakit Virus Polio atau Poliomyelitis merupakan virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Penyakit ini menyerang sistem saraf manusia dan menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.

Sama seperti virus pada umumnya, Polio dapat menyerang usia berapapun. Utamanya, anak-anak di bawah usia lima tahun.

Masa inkubasi Virus Polio berlangsung selama 3-6 hari. Kemudian, kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari. 90 persen orang terinfeksi tidak memiliki gejala khusus atau sangat ringan dan biasanya tidak dikenali. Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan pada leher dan nyeri di tungkai.

Polio dapat menyebar dari orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi Polio, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Kemudian, dikeluarkan bersama feses dan menyebar ke lingkungan sekitar. Terutama, bagi lingkungan yang situasi kebersihan dan sanitasinya kurang terjaga.

Untuk itu, langkah pencegahan yang dapat dilakukan yakni dengan menjaga makanan dan minuman agar tetap bersih dan bergizi. Kemudian, menutup makanan dan minuman agar tidak dihinggapi lalat dan menjaga kebersihan lingkungan. Serta, melaksanakan imunisasi pencegahan penyakit polio.

Lebih lanjut, disebutkan bahwa hingga saat ini belum ada obat untuk Polio. Hanya ada perawatan untuk meringankan gejala. Terapi fisik dilakukan untuk merangsang otot dan obat antispasmodic diberikan untuk mengendurkan otot-otot serta meningkatkan mobilitas. Namun, pengobatan tersebut tidak mengobati Polio secara permanen. (WS Hendro/irs/madiuntoday)