Terinspirasi dari Bunga Kenanga, Lahir Batik Motif Bunga Kenanga yang Cantik Khas Winongo




MADIUN - Bunga kenanga tak hanya sedap dipandang mata. Lebih dari itu bunga yang memiliki nama latin cananga odorata ini juga menginspirasi salah satu pebatik lokal untuk dijadikan motif dalam batiknya.

Dia adalah Eny Wahyuningsih, warga Jalan Wirabumi, Kelurahan Winongo yang sudah membatik sejak tahun 2012. Diceritakan, bunga kenanga sudah lama menjadi ciri khas Kelurahan Winongo. Sehingga motif batik ini menjadi lambang jati diri Kelurahan Winongo.

Adapun Kembang Kenanga menurut filosofi nama bunga dalam budaya Jawa ialah Keneng-a. Atau, memiliki makna capailah segala keluhuran yang telah dicapai oleh para pendahulu. Yang berarti generasi penerus seyogyanya mencontoh perilaku yang baik dan prestasi tinggi yang berhasil dicapai para leluhur semasa hidupnya.

“Ada dua batik yang saya buat. Kenongo dan satunya parang. Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia,”

Parang, lanjutnya, berasal dari kata ‘pereng’ yang berarti lereng. Melambangkan Geografis Kota Madiun yang berada di lembah Gunung Wilis dan Gunung Lawu. Perengan digambarkan sebagai sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Memiliki filosofi tegas dan waspada.

Susunan motif S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan.
Motif batik parang mengandung nilai sekaligus petuah agar manusia tidak mudah menyerah terhadap segala yang terjadi dalam kehidupan.

Pola garisnya yang saling berkesinambungan menggambarkan konsistensi manusia dalam memperbaiki diri dari waktu ke waktu, pantang menyerah untuk mencapai kesejahteraan, serta menggambarkan bagaimana manusia terus memperbaiki hubungan dengan Tuhan, alam, maupun sesamanya.

“Batik saya ini sudah terdaftar hak kekayaan intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia fasilitasi dari Pemkot Madiun. Saya harap dengan sudah terdaftar ini produk saya diakui dan memotivasi untuk semakin berinovasi,” pungkasnya.
(Dspp/kus/madiuntoday)