Mengharap Berkah Ramadan
Ruang Satu
Pekan ini memasuki minggu kedua ramadan. Artinya sudah separuh jalan kita menjalankan ibadah puasa tahun ini. Selain beribadah rutin, kita juga dituntut untuk melakukan ibadah-ibadah lain. Termasuk berbuat kebaikan. Bersedekah misalnya. tujuannya satu mengharap berkah ramadan. Puasa memang bukan alasan kita untuk bermalas-malasan. Sebaliknya, kita harus semakin giat dalam bekerja dan beribadah. Karena semua pahala yang kita dapatkan akan dilipatgandakan.
Sepekan kemarin saya cukup banyak agenda. Dari kegiatan di Kota Madiun, di luar kota, hingga ke luar negeri. Senin kemarin ada gerakan pangan murah dari pemerintah provinsi Jawa Timur. Seremonialnya di halaman parkir Stadion Wilis kita. Setelah itu malamnya seperti biasa, saya melaksanakan safari ramadan salah tarawih. Safari ramadan kali ini juga berbeda. Bukan hanya sekedar ibadah salat kemudian selesai. Kali ini ada giat lanjutannya yang melekat. Yakni, monitoring dan evaluasi pengelolaan tempat ibadah. Kita gelar rapat usai salat. Ada kepala OPD, takmir masjid lokasi tempat ibadah, hingga masyarakat atau jamaah secara umum. Kita jaring saran dan masukan tentang tempat ibadah yang digunakan tersebut.
Sering saya katakan, tempat ibadah harus aman dan nyaman. Harapannya agar beribadah juga bisa maksimal. Bisa khyusuk. Salah satu kenyamanan itu bisa diperoleh kalau tempat ibadahnya nyaman. Karenanya, saya sering keliling beribadah dari satu masjid ke masjid yang lain. Dari satu musala ke musala yang lain. Sambil beribadah sambil kita lihat apakah ada yang kurang. Di Pemerintah Kota Madiun sudah saya siapkan anggaran pengelolaan tempat ibadah. Anggarannya, kita siapkan Rp 3 miliar setahun. Anggaran itu bukan hanya untuk tempat ibadah umat muslim. Tetapi juga untuk tempat ibadah lain.
Selama tahun 2023 lalu, sudah ada 98 tempat ibadah yang kita bantu. Rinciannya, 82 masjid atau musala dan 16 gereja. Bantuan yang diberikan berdasar usulan pengurus tempat ibadah. Tidak sedikit pula yang disampaikan langsung kepada saya. Biasanya usai giat salat berjamaah. Besaran yang diberikan pun bervariasi dengan melihat kondisi tempat ibadah. Ada masjid yang mendapat Rp 50 juta. Ada juga yang mendapatkan Rp 20 juta. Bahkan, sering saya instruksikan untuk kegiatan salat berjamaah di masjid yang kondisinya belum bagus. Saya ingin di Kota Madiun tidak ada tempat ibadah yang kondisinya tidak bagus.
Besoknya saya diminta menjadi narasumber oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Biarpun melalui zoom, tetapi cukup menguras tenaga. Suara habis setelahnya. Padahal, masih harus ada kegiatan lain setelahnya. Seperti menghadiri reses beberapa anggota dewan. Saya diundang untuk juga menjadi pembicara. Kegiatan sampai jelang berbuka. Setelahnya langsung terbang ke Jakarta. Kegiatan lanjut ke luar kota.
Saya harus ke ibu kota untuk mendapatkan penghargaan keesokan paginya. Kota kita mendapatkan tiga penghargaan sekaligus. Yakni, Top Pembina BUMD 2024 yang saya raih. Kemudian, Top BUMD Award 2024 kategori BUMD Perumdam Bintang 5 yang diraih oleh Perumdam Tirta Taman Sari Kota Madiun, dan Top CEO BUMD 2024 yang diraih Dirut PDAM Tirta Taman Sari Kota Madiun, Suyoto. Top BUMD Award merupakan penghargaan yang diselenggarakan Majalah Top Business bekerja sama dengan Institut Otonomi Daerah (i-OTDA), serta lembaga, asosiasi, dan konsultan bisnis.
Ini membuktikan kinerja PDAM kota kita memang baik. Apalagi kemarin juga sudah mulai melebarkan sayap bisnisnya dengan menghadirkan air minum isi ulang. Saat ini masih dalam proses untuk produksi air minum dalam kemasan. Nanti akan bekerja sama dengan PD Aneka Usaha untuk pemasarannya. PDAM kota kita juga mendapatkan penghargaan Paritrana Award dari BPJS Ketenagakerjaan beberapa waktu sebelumnya. Itu karena PDAM melalui anggaran CSR turut berkontribusi dalam program JKK-JKM untuk mengcover masyarakat Kota Madiun.
Kamis sorenya saya langsung disambut kegiatan rakor sekaligus sosialisasi persiapan kegiatan pemeliharaan saluran lingkungan RT/RW di wilayah Kecamatan Manguharjo. Setelahnya pembukaan bazar ramadan juga di kecamatan tersebut. Keberadaan saluran memang penting adanya. Saluran wajib baik. Di Kota Madiun, saluran terus kita perhatikan. Kemarin saya sudah meminta semua sungai yang melewati permukiman penduduk untuk diambil gambarnya dari udara. Saya ingin lihat kondisinya dari ujung sampai ke ujung satunya. Dan kondisinya memang butuh perhatian.
Biar cepat kita libatkan masyarakat. Di wilayah Manguharjo total panjang saluran lingkungan ada kalau sepuluh kilometer. Seperti tahun sebelumnya, masyarakat kita beri anggaran untuk pembersihan. Besarannya, Rp 10 juta tiap RT. Anggaran memang kita tingkatkan. Tahun lalu hanya Rp 5 juta per RT. Biar dikerjakan masyarakat setempat. Artinya, uang itu dinikmati warga-warga kita juga.
Setelah saya membuka bazar ramadan. Kegiatan seperti ini memang kita galakkan. Bukan hanya memberi kesempatan UMKM untuk mengambil peran, tetapi juga sebagai upaya menekan inflasi sejumlah barang kebutuhan. Hampir setiap moment hari besar, harga-harga kebutuhan naik. Itu karena kebutuhan yang meningkat sementara barang yang masuk relatif sama. Karenanya, dalam bazar juga kita ikut sertakan pasar murah. Ada beberapa barang kebutuhan yang kita subsidi sehingga lebih murah. Giat pasar murah ini sejatinya sudah berlangsung sejak lama di Kota Madiun. Namanya, Wartek atau warung tekan inflasi. Ada tujuh titik Wartek. Selain itu juga kita tambah Wartek keliling.
Malamnya saya ada pelatikan pejabat. Kegiatan ini sampai hampir tengah malam. Saya tidur hanya beberapa jam. Karena, Jumat subuh saya sudah harus berangkat. Saya sudah harus kembali ke bandara untuk naik Pesawat. Kali ini tujuannya Brunei Darussalam. Sebelum siang saya sudah berada di sana. Saya menyempatkan Salat Jumat di sana. Seperti kunjungan di berbagai negara lainnya, kunjungan saya manfaatkan untuk mencari referensi yang mungkin bisa kita adopsi di sini. Ramadan memang bulan penuh berkah. Kebaikan apapun bisa bernilai ibadah. Tak mengapa kita bekerja sambil menahan lapar dan dahaga. Menahan amarah atau lainnya. Namun, dibalik itu semua ada banyak keberkahan yang bisa kita dapatkan.
Penulis adalah Wali Kota Madiun, Dr. Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd