Pertamina Realisasikan 5.200 Metrik Ton LPG sepanjang 2025, Imbau Warga Beli di Pangkalan agar Subsidi Tepat Sasaran
MADIUN – Isu kelangkaan LPG 3 kilogram atau gas melon di sejumlah wilayah belakangan ini mendapat perhatian serius dari Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus). Pihak Pertamina menegaskan bahwa penyaluran dilakukan sesuai dengan kuota dan alokasi yang telah ditetapkan.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, mengatakan bahwa hingga Juni 2025, realisasi penyaluran telah mencapai 5.200 metrik ton dari total kuota tahunan sebesar 10.200 metrik ton.
“Penyaluran tetap sesuai alokasi yang ditetapkan. Kami juga masih menunggu petunjuk teknis dari Kementerian ESDM terkait mekanisme pembelian LPG 3 kg menggunakan data DTSEN yang direncanakan mulai tahun depan,” jelasnya.
Ahad juga menegaskan bahwa kelangkaan di lapangan kerap kali terjadi karena masyarakat membeli LPG bersubsidi di pengecer, bukan di pangkalan resmi. Padahal, pengecer bukanlah jalur distribusi resmi LPG 3 kg bersubsidi.
“Masyarakat kami imbau untuk membeli langsung di pangkalan. Di sana stok dijamin tersedia dan harga sesuai dengan HET yang ditetapkan Gubernur Jawa Timur, yakni Rp18.000 per tabung,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap peredaran LPG subsidi, khususnya di tingkat pengecer. “Di level pengecer yang bukan jalur distribusi resmi, perlu ada pihak yang melakukan pengawasan dan penertiban,” imbuhnya.
Terkait keamanan dan ketersediaan gas melon, Pertamina menekankan pentingnya penggunaan LPG 3 kg yang tepat sasaran. Jika tidak digunakan sesuai peruntukan, maka berapa pun jumlahnya tidak akan mencukupi.
“Kategori aman atau tidak itu tergantung apakah LPG digunakan tepat sasaran. Karena kalau disalahgunakan, tetap tidak akan aman,” tandas Ahad.
Pertamina memastikan akan terus menyalurkan LPG 3 kg sesuai kuota yang ada dan mendukung pengawasan bersama agar subsidi tepat sasaran.
(dspp/kus/madiuntoday)