Kebanjiran Pesanan, Penjahit Seragam Sekolah Raup Omzet Berlipat-lipat
MADIUN – Manfaat program bantuan kain seragam sekolah tak hanya dirasakan kalangan siswa. Penjahit rumahan pun ikut kecipratan manfaatnya. Tri Gutomo, salah seorang penjahit, mengaku kebanjiran pesanan hingga berkali-kali lipat dari biasanya.
Dalam sehari, Tri mampu menggarap 10 setel baju seragam sekolah. Angka itu naik drastis jika dibandingkan hari-hari biasa yang hanya menjahit dua setel pakaian. Dia menyebut peningkatan pesanan ini tidak terlepas dari program kain gratis dan ongkos jahit yang digulirkan Pemkot Madiun.
‘’Program bantuan kain seragam ini sangat bagus karena benar-benar menopang usaha saya,’’ ungkap pemilik usaha jahit di Jalan Letkol Suwarno itu.
Tri mengungkapkan, program Wali Kota Madiun Dr. Maidi ini punya efek ganda. Selain meringankan beban orang tua siswa, juga menggerakkan pelaku usaha seperti dirinya. Sebab, wali kota sengaja memberikan bantuan berupa kain untuk dijahitkan di penjahit lokal. Menurut dia, bakal berbeda cerita jika bantuan yang diberikan berupa seragam jadi.
‘’Sangat membantu pelaku usaha seperti saya ini. Terima kasih Pak Wali, terima kasih Pemkot Madiun,’’ ucapnya.
Ketika banjir pesanan, sambung Tri, otomatis omzet yang diterima juga meningkat. Bahkan berlipat-lipat.
‘’Bulan ini saja omzet mencapai 100 persen. Kami berharap program ini terus berjalan,’’ pintanya.
Cerita Tri Gutomo hanya satu dari sekian banyak penjahit di Kota Madiun. Mengingat ada sebanyak 4.945 setel kain seragam sekolah yang dibagikan kepada siswa. Perinciannya, 2.056 setel untuk SD dan 2.889 setel untuk SMP. Tak hanya itu, setiap siswa juga menerima ongkos jahit seragam sebesar Rp300 ribu.
(Bip/nael/ggi/madiuntoday)