Dari Ruang Kelas ke Panggung Asia, Dua Siswa SMPN 1 Kota Madiun Bawa Inovasi ke Malaysia
MADIUN - Siapa bilang inovator hebat hanya lahir di laboratorium besar. Buktinya, dua pelajar SMP Negeri 1 Kota Madiun, Aisha Azka Rizki Rafani dan Pither Mahesa Adi Cahyono, siap mengharumkan nama Kota Pendekar di kancah internasional. Keduanya akan bertolak ke Malaysia untuk mengikuti Science Castle Asia 2025 yang digelar pada 18–19 Oktober mendatang.
Aisha dan Pither kini duduk di bangku kelas IX. Meski masih belia, ide dan semangat mereka sudah selevel peneliti muda. Inovasi yang mereka kembangkan berupa alat pengukur kadar kolesterol, asam urat, dan glukosa darah berbasis teknologi laser optik noninvasif sebuah solusi cerdas untuk deteksi dini penyakit tidak menular tanpa jarum suntik.
“Banyak orang takut periksa kesehatan karena jarum suntik atau hasil lab. Kami ingin menghadirkan alat yang bisa mendeteksi kondisi tubuh tanpa pengambilan darah, cepat, praktis, dan minim rasa sakit,” jelas Aisha saat ditemui di sekolah.
Inovasi tersebut bukan sekadar ide di atas kertas. Melalui riset selama delapan bulan dengan bimbingan guru di sekolah, keduanya berhasil menciptakan prototipe yang berfungsi dengan baik. Hasilnya, mereka sukses meraih Special Award dan Special Invitation dalam ajang Progressive Science Innovation & Exhibition (PSIE) 7.0 yang digelar di Surabaya oleh SMA Progresif Bumi Sholawat, ITS Surabaya, dan Leave a Nest Malaysia. Dalam kompetisi itu, mereka bersaing dengan 363 peserta dari berbagai daerah.
Prestasi tersebut membuka jalan menuju Science Castle Asia 2025, ajang bergengsi yang mempertemukan peneliti muda dari sepuluh negara Asia. Bagi Aisha dan Pither, kesempatan ini adalah langkah awal menuju mimpi besar mereka di dunia sains.
“Kami ingin alat ini bisa membantu masyarakat, terutama yang kesulitan memeriksakan diri ke laboratorium. Harapannya, riset kami bisa jadi solusi sosial yang nyata,” ungkap Pither penuh semangat.
Tak hanya piawai di bidang riset, keduanya juga dikenal aktif mengikuti berbagai lomba. Aisha, misalnya, pernah meraih Juara 1 FLS2N Ilustrasi Kota Madiun, Juara 1 Lomba Mading Hari Pendidikan Nasional, serta dua penghargaan di PSIE 7.0. Sementara Pither pernah menyabet Juara 2 Lomba CYS tingkat Provinsi, Harapan 1 Nasional Lomba CYS, serta penghargaan serupa di PSIE.
Menjelang keberangkatan ke Malaysia, keduanya tengah fokus mempersiapkan diri. Tak hanya memperkuat mental dan menjaga kesehatan, mereka juga terus mengasah kemampuan bahasa Inggris untuk meningkatkan kelancaran dan kemahiran berkomunikasi dalam sesi presentasi di ajang internasional.
“Harapan saya, bisa dapat special award lagi bahkan mungkin tiket ke Jepang,” tutur Pither sambil tersenyum.
Langkah Aisha dan Pither menjadi bukti bahwa semangat inovasi tak mengenal usia atau batas daerah. Dari ruang kelas di SMP Negeri 1 Kota Madiun, mereka membuktikan bahwa ide besar bisa lahir dari mana saja selama ada tekad, bimbingan, dan keberanian untuk mencoba.
Semoga kiprah keduanya di Science Castle Asia 2025 menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus berinovasi dan membawa nama Kota Madiun semakin dikenal di dunia.
(bip/rat/kus/madiuntoday)