Tak Menyerah dengan Keadaan, Angota Pertuni Pun Terus Tingkatkan Keahlian Pijit Tradisional



MADIUN – Para penyandang tunanetra di Kota Madiun pun tak berhenti meningkatkan kemampuan diri. Melalui Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Madiun, mereka mengikuti Pelatihan Terapi Kesehatan Tradisional. Pelatihan yang digelar Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kota Madiun ini berlangsung di Shelter Jalan Srindit, Rabu (5/11).


Pelatihan ini mengangkat tema “Pemanfaatan Metode Akupresur, Ruqiah, dan Herbal Tradisional untuk Perawatan Kesehatan Sistem Reproduksi dan Seksualitas.” Kegiatan diikuti sebanyak 60 peserta. Mereka tampak antusias dan mengikuti kegiatan secara interaktif serta penuh semangat.


Ketua I DPC Pertuni Kota Madiun Muhammad Nur Abidin menyebut pelatihan merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia bagi anggota Pertuni. Khususnya mereka yang bergerak di bidang pijat tradisional.


“Hari ini teman-teman belajar tentang kesehatan tradisional, fokusnya pada sistem reproduksi dan seksualitas. Tujuannya agar mereka punya wawasan baru sekaligus meningkatkan kemampuan sebagai terapis. Karena mereka ini garda terdepan dalam layanan pijat dan kesehatan masyarakat,” ujar Abidin.


Dia menjelaskan para peserta belajar berbagai teknik dasar akupresur dengan mengenal titik-titik energi vital tubuh (titik meridian). Titik ini berkaitan dengan masalah reproduksi dan seksualitas. Selain itu, mereka juga mendapatkan materi tentang pemanfaatan herbal alami serta ruqiah sebagai pelengkap terapi.


“Kami bersyukur pelatihan ini bisa terlaksana. Ini yang pertama kalinya dan kami berharap ke depan bisa terus berlanjut. Kami ingin pemerintah lebih memperhatikan dan memfasilitasi penyandang tunanetra karena bidang kerja kami banyak di terapi tradisional,” tambahnya.


Abidin juga berharap adanya dukungan lebih lanjut. Baik dalam bentuk pelatihan maupun bantuan peralatan. Harapannya, terapis tunanetra di Kota Madiun bisa semakin berdaya saing dan mandiri.


Sementara itu, Ratna Andayanti, Sekretaris Umum Perkumpulan Praktisi dan Penggiat Akupresur Indonesia (P3AI) menyebut materi kali ini difokuskan pada terapi maternitas dan vitalitas tubuh. 


“Materi yang kami sampaikan berkaitan dengan sistem reproduksi. Tujuannya agar peserta bisa menangani kasus-kasus seputar kesehatan reproduksi dengan teknik terapi yang tepat. Antusiasme teman-teman Pertuni luar biasa, mereka cepat memahami materi dan aktif bertanya,” jelas Ratna yang juga menjadi narasumber ini. 


Dia berharap ilmu yang diperoleh bisa langsung diterapkan oleh peserta dalam praktik sehari-hari saat melayani pasien.


“Ke depan saya berharap mereka bisa mempraktikkan apa yang sudah dipelajari hari ini. Potensi mereka besar sekali, tinggal terus diberi kesempatan untuk berkembang,” tambahnya. (bip/rat/agi/madiuntoday)