Waspada Musim Penghujan, BPBD Kota Madiun Siagakan Sistem Peringatan Dini di Titik Rawan Banjir



MADIUN – Memasuki musim penghujan, potensi banjir kembali menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Madiun. Untuk mengantisipasi risiko bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Madiun mengoptimalkan penggunaan Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini yang terpasang di sejumlah titik rawan banjir dan gempa bumi.


Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Madiun, Bambang Agung Hariyadi, mengatakan bahwa EWS berfungsi memberikan peringatan dini ketika terdeteksi adanya potensi bencana. Saat ini, ada tiga titik rawan banjir yang telah dilengkapi alat tersebut, yakni Dam Sono di perbatasan Kelun–Tawangrejo, Jembatan Bok Malang di Kelurahan Pilangbango, dan Jembatan Rejomulyo.


“EWS Rejomulyo dikelola oleh BPBD Provinsi Jawa Timur, sementara dua lainnya kami kelola langsung,” jelas Bambang, Minggu (9/11).


Ia memastikan seluruh alat EWS berfungsi dengan baik. BPBD secara rutin melakukan pemantauan setiap bulan dan servis berkala tiap tiga bulan untuk memastikan alat tetap siaga. “Meski tidak ada banjir, kami tetap lakukan uji coba. Semua alat di Rejomulyo, Pilangbango, dan Kelun–Tawangrejo sudah aktif dan berfungsi normal,” ujarnya.


Tahun depan, BPBD belum berencana menambah titik EWS baru karena keterbatasan anggaran. “Satu unit EWS membutuhkan dana sekitar Rp80 juta, sehingga untuk tahun 2026 belum kami anggarkan,” terangnya. Selain tiga alat deteksi banjir, BPBD juga memiliki satu unit EWS gempa bumi yang dipasang di kantor BPBD.


Lebih lanjut, Bambang menyebut telah memetakan sejumlah wilayah baru yang rawan banjir seperti Patihan, kawasan selatan Jembatan Bok Malang, dan Perumnas 2 Kelurahan Manisrejo. “Wilayah-wilayah itu kerap tergenang dan padat penduduk, jadi kami prioritaskan untuk pemantauan,” katanya.


Dalam menghadapi puncak musim hujan, BPBD juga menggelar apel siaga hidrometeorologi bersama lintas instansi, pelatihan water rescue di Bengawan Madiun, serta sosialisasi sekolah aman bencana. “Kami ingin kesiapsiagaan tidak hanya dilakukan oleh instansi, tapi juga masyarakat,” tambahnya.


Bambang pun mengimbau warga agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. “Ranting pohon yang sudah rapuh sebaiknya segera dipangkas agar tidak membahayakan. Kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya.


(dspp/kus/madiuntoday)