Tekan Penyebaran Kasus Sekaligus Keamanan MBG, Wali Kota Perintahkan Pemeriksaan TBC Kepada Semua Petugas SPPG
MADIUN – Kehati-hatian Wali Kota Madiun Dr. Maidi dalam mengoptimalkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus dilakukan. Orang nomor satu di Kota Pendekar itu memerintahkan untuk dilakukan pemeriksaan TBC kepada seluruh petugas di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Madiun. Selain untuk keamanan program MBG, kegiatan juga dilakukan sebagai sarana deteksi dini kasus TBC.
‘’Orang yang melayani orang banyak harus sehat. Termasuk harus terbebas dari TBC. Makanya, kita lakukan Grebek TBC ini agar penularan semakin ditekan dan masyarakat semakin sehat,’’ kata wali kota usai
Hal itu sebagai bentuk kehati-hatian wali kota terhadap penyebaran TBC. Pasalnya. Indonesia menduduki urutan kedua kasus TBC di dunia. Tak heran, jika menjadi atensi pemerintah pusat. Tak terkecuali di daerah. Wali Kota Dr. Maidi menegaskan seluruh petugas SPPG untuk dilaksanakan pemeriksaan TBC. Gerakan ini dimulai dari SPPG Banjarejo di samping Kampung Jepang. Sebanyak 54 petugas dilakukan pemeriksaan. Wali Kota Dr. Maidi juga meninjau jalannya pemeriksaan.
‘’Bayangkan satu dapur melayani sampai tiga ribu anak. Kalau petugasnya kena TBC dan batuk-batuk, bisa menularkan ke sekian ribu anak. Ini tidak boleh dibiarkan,’’ ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Kota Madiun dr Denik Wuryani menyebut Gebrek TBC di SPPG akan dilaksanakan serentak Sabtu nanti. Tentu saja kecuali SPPG Banjarejo yang sudah dilakukan pemeriksaan hari ini. Setidaknya ada sembilan SPPG di Kota Pendekar. Di antaranya, SPPG Nambangan Lor, Mojorejo, Winongo, dan Oro-Oro Ombo.
Di Kota Madiun, kata Denik, setidaknya ada seribuan temuan kasus TBC hingga saat ini. Pihaknya memang gencar melakukan skrining. Selain di petugas SPPG, juga ke masyarakat. Khususnya di wilayah temuan kasus tinggi. Pemeriksaan dilakukan dengan metode Mantoux. Yakni, tes kulit untuk mendeteksi infeksi tuberkulosis (TB). Hasilnya bisa diketahui dalam 48-72 jam. Tak heran, pemeriksaan hari ini belum dapat diketahui hasilnya.
‘’Pada intinya semakin cepat ditemukan, semakin segera diobati, dan penyebaran bisa semakin ditekan,’’ ujarnya. (rams/agi/madiuntoday)