Akademisi Australia-Indonesia Terkesima dengan TPA Winongo, Upaya Transformasi Pemkot Dinilai Sukses



MADIUN - Siapa sangka, bekas gunungan sampah di Kota Madiun kini menjadi magnet perhatian dunia? Transformasi TPA Winongo tak hanya membuat warga lokal bangga, tetapi juga mengundang decak kagum dari akademisi nasional hingga internasional.


Hal ini terungkap dalam kunjungan lapangan pada Jumat (25/7), yang dihadiri oleh Sulikah Asmorowati, S.Sos., M.Dev.St., Ph.D. (Dosen Departemen Administrasi Publik FISIP UNAIR), Associate Professor Dr. Violeta Schubert dari The University of Melbourne (ahli kebijakan publik), dan Associate Professor Dr. Suko Widodo, Drs., M.Si.


Mereka disambut langsung oleh Wali Kota Madiun, Dr. Maidi, yang memaparkan secara langsung inovasi besar dalam pengelolaan sampah di TPA Winongo.


“Kami tidak ingin sampah hanya jadi beban. Tapi justru menjadi peluang untuk edukasi, lingkungan, bahkan pariwisata,” ujar Wali Kota Maidi dalam sambutannya.


Usai pemaparan, rombongan diajak naik jeep ke puncak area bekas gunungan sampah yang kini telah berubah menjadi kawasan hijau. Di titik tertinggi itu, mereka tak hanya menikmati pemandangan, tetapi juga turut menanam pohon sebagai simbol komitmen bersama dalam menjaga lingkungan.


“Ini benar-benar luar biasa. Betapa menakjubkan bisa menghadirkan pariwisata dari sampah. Ini adalah bentuk regenerasi alam. Sangat positif,” ujar Dr. Violeta Schubert penuh semangat.


Dirinya menyebut langkah ini sebagai praktik pembangunan berkelanjutan yang nyata dan bisa dijadikan contoh oleh banyak kota di dunia.


Lebih lanjut, dirinya menyampaikan kekaguman atas kepemimpinan Wali Kota Madiun, Dr. Maidi yang progresif. “Saya belum pernah melihat seseorang yang begitu inspiratif. Pemerintah daerah yang luar biasa! Saya merasa ini lahir dari pengetahuan dan komitmen bersama untuk membangun kota,” akunya. 


Tak hanya itu, Dr. Schubert juga menyoroti aspek kesehatan lingkungan. Menurutnya, langkah ini merupakan cara berkelanjutan dan sehat untuk merawat alam. Apalagi, berbicara soal sampah bukan hal yang menyenangkan. 


“Hebatnya di sini saya sama sekali tidak tercium bau tak sedap. Saya benar-benar terkesan. Ini sungguh luar biasa,” ucapnya dengan penuh kekaguman. 


Menariknya, kunjungan tak hanya berakhir di audiensi saja, namun juga membuka peluang kerja sama di bidang akademik. 


Ke depannya, akan dijajaki kolaborasi antara Pemerintah Kota Madiun, UNAIR, dan The University of Melbourne dalam program pembelajaran mahasiswa terkait kebijakan publik dan pembangunan berkelanjutan. Para mahasiswa nantinya dapat mempelajari langsung praktik baik (best practice) yang diterapkan Kota Madiun dalam mengelola lingkungan secara inovatif.

(ws hendro/kus/madiuntoday)