Ada Sejak Era Kolonial, Masjid Agung Baitul Hakim Juga Destinasi Andalan



MADIUN – Kota Madiun cukup banyak memiliki masjid tua. Tentu yang paling dikenal Masjid Kuncen dan Taman. Namun, Masjid Agung Baitul Hakim sejatinya juga termasuk masjid kuno. Masjid kebanggaan masyarakat Kota Pendekar ini juga menjadi salah satu destinasi wisata.


‘’Kalau tepatnya kurang paham. Tapi yang jelas masjid itu dibangun sewaktu era kolonial dulu,’’ kata Ketua Administrasi Masjid Agung Baitul Hakim Kota Madiun Djauhari Pourbojo.


Masjid di wilayah Kelurahan Pangongangan itu sudah beberapa kali mengalami pemugaran. Yang terbesar pada 2011 silam. Namun, bangunan aslinya tetap dipertahankan. Termasuk empat tiang penyangga di bagian utama yang salah satunya berdiri miring. Pourbojo menyebut pernah meluruskan bagian tiang miring itu namun malah tak cocok dengan bagian atapnya. 


‘’Akhirnya, posisi tiang dikembalikan miring. Banyak yang mengaitkan dengan mistis. Tetapi dari informasi yang saya ketahui itu memang model konstruksi jawa kuno. Artinya, model konstruksinya memang dibuat seperti itu,’’ ungkap pria 77 tahun itu.


Hal itu diakuinya malah menjadi daya tarik tersendiri. Banyak yang penasaran dan datang untuk melihat. Bahkan, saat hari libur, wisatawan luar kota silih berganti. Biasanya mereka juga mengunjungi Masjid Kuncen dan Taman. Artinya, sudah menjadi satu paket wisata religi. Bahkan, saat ini sudah bertambah dengan hadirnya Pahlawan Religi Center (PRC). 


‘’Ada beberapa masjid yang punya nilai sejarah. Selain tiga tadi, ada juga Masjid Ngrowo dan Masjid Bulusari yang juga bisa disebut masjid lawas,’’ ujarnya. 


Masjid Agung Baitul Hakim setidaknya bisa menampung hingga ribuan jamaah. Menurutnya, masjid ini termasuk yang terbesar di eks karisidenan Madiun. Pourbojo menyebut tampilan depan masjid hampir serupa dengan masjid di Tuban. Pourbojo yang juga terlibat dalam pemugaraan masjid memang mencari referensi ke beberapa daerah termasuk di Tuban. 


‘’Dari beberapa yang kita kunjungi, kami menilai Masjid di Tuban lah yang cocok dengan di Kota Madiun, makanya kita pakai,’’ terangnya. (ws hendro/agi/madiuntoday)