Belajar Memasak Secara Otodidak, Kini Punya Dua Warung Makan




MADIUN – Jalan hidup seseorang tidak pernah ada yang tahu. Seperti halnya Harmawan Notoprawiro. Sebelas tahun meniti karir di perusahaan dan sudah menjabat manager pun terpaksa dilepas karena fisik yang terus menurun akibat kanker. Tak mau menyerah dengan keadaan, Mawan banting setir jualan nasi goreng sejak setahun lalu. Tak disangka kini dia sudah punya dua warung makan. Seperti apa kisahnya?


Tulisan ‘Jalan Tuhan Tuhan Lebih Indah dari Jalan Hidupmu’ terbingkai apik di dinding warung makan Harmawan Notoprawiro di Jalan Asahan Kota Madiun. Kalimat itu bukan sekedar kata-kata bijak yang dia kutip. Namun, merupakan kisah nyata yang ia alami. Bagaimana tidak, rencana hidup yang sudah disusun dengan baik pun tak berjalan sesuai harapan karena Tuhan berkehendak lain. Pria 35 tahun itu pun tak menduga akan terjun didunia kuliner pada akhirnya. 


‘’Dulu sekali memang pernah punya keinginan punya usaha. Tetapi tidak pernah saya masukkan dalam list rencana hidup. Manusia hanya berencana dan Tuhanlah yang menentukan ada benarnya juga,’’ kata pria yang akrab disapa Mawan itu, Jumat (9/9).


Mawan mengaku cukup bersyukur dengan pekerjaannya dulu. Apalagi, dia sudah menjabat sebagai manager di salah satu dealer sepeda motor di Kota Madiun. Pria yang tinggal di Perumahan Grand Respati Residen Kelurahan Josenan itu pun tidak berencana berhenti bekerja kala itu. Sebaliknya, sudah merencanakan banyak hal. Tak terkecuali liburan ke sejumlah tempat. Sayang, Tuhan berkehendak lain. 


‘’Saya mengidap kanker LNH (Limfoma non-Hodgkin) dan harus menjalani enam kali kemoterapi di Surabaya,’’ jelasnya. 


Kanker itu menempel pada pembuluh aorta yang terletak di rongga dada. Gejala awalnya hanya seperti penyakin gondok. Ada pembesaran dibagian lehernya. Tak kunjung mengempis, dokter menjadwalkan untuk rawat inap. Belum sempat menjalani rawat inap, Mawan malah terjatuh di rumahnya hingga dahinya bocor. Tak hanya sekali. Mawan jatuh dua kali. Dia akhirnya menjalani perawatan di rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan. 


‘’Akhirnya dirujuk ke rumah sakit di Surabaya. Pernah saat kemo harus rawat inap sampai satu minggu,’’ terangnya sembari menyebut penyakit itu diketahui pada 2019 lalu.


Kanker tersebut akhirnya bisa disembuhkan. Mawan juga sempat kembali bekerja. Namun, fisiknya tak seperti dulu. Merasa kurang optimal Mawan mengundurkan diri dan melepas jabatan manager tersebut. Mawan memang hobi memasak. Dia lantas mencoba membuat nasi goreng. Sasarannya tetangga kiri kanan rumahnya. Mendapat respon baik, Mawan lantas mendaftarkan usahanya ke jasa antar online. 


‘’Alhamdulillah, semakin banyak orderan masuk. Akhirnya pada Mei 2020 saya sewa tempat ini dan membuka warung sendiri,’’ ungkapnya. 


Belajar Memasak Secara Otodidak


Mawan mengaku suka memasak sejak saat kuliah di Bandung. Dia sering berburu kuliner saat masih kuliah. Salah satunya, nasi gila di Parkir Senayan Timur. Sangking tertariknya, dia sempat datang setiap hari hanya untuk melihat. Pulang ke Kota Madiun, Mawan mencoba mempraktikannya. Pun, sempat membuka usaha nasi gila itu di rumah orang tuanya. Sayang, hanya berjalan tiga tahun. Mawan lantas bekerja di dealer tersebut hingga sebelas tahun lamanya. 


‘’Mungkin memang sudah jalannya seperti ini. Kalau dulu melanjutkan nasi gila itu paling juga tidak bisa sebesar ini,’’ akunya. 


Mawan kini cukup bersyukur dengan apa yang dia kerjakan. Selain sudah memiliki empat karyawan, dia juga punya satu warung lagi di daerah Mojorayung. Namun, dia mengaku bakal memindahkan warung makannya di Mojorayung ke Ponorogo. Mawan tak pernah menyesali harus melepaskan jabatan managernya. Sebab, jalan yang dipilihkan Tuhan diakuinya lebih indah. (tyo/agi/madiuntoday)