Sejumlah Komoditas Turun Harga Sebabkan Deflasi Di Kota Madiun




MADIUN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun kembali mencatat deflasi di Kota Pendekar. Yakni, pada Oktober 2022 Kota Madiun mengalami deflasi sebesar -0,03 persen. Ini merupakan deflasi kedua kalinya di 2022. Sebelumnya, kondisi serupa juga dialami Kota Madiun pada Agustus 2022. Yakni, sebesar -0,42 persen.


Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny saat menggelar rilis perkembangan inflasi secara virtual, Selasa (1/11).


‘’Angka itu di bawah inflasi Jawa Timur 0,04 persen dan nasional -0,11 persen,’’ ujarnya.


Deflasi di Kota Pendekar tak lain disebabkan oleh penurunan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok. Di antaranya daging ayam ras dengan andil -0,1112 persen. Kemudian, cabai rawit, telur ayam ras, cabai merah, bawang putih, telepon seluler, dan harga ayam hidup.


Sedangkan, komoditas yang mengalami kenaikan harga selama Oktober 2022 di antaranya, beras, bensin, rokok kretek filter, minyak goreng, dan tarif kereta api.


“Ada beras dan bensin yang andilnya cukup besar. Ini perlu diperhatikan karena mengalami kenaikan harga dibanding bulan sebelumnya,” jelasnya.


Adapun dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jatim, tiga di antaranya mengalami inflasi dan lima kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi pada Oktober 2022 terjadi di Probolinggo sebesar 0,16 persen, Banyuwangi 0,11 persen dan Surabaya 0,07 persen. Kemudian Kediri mengalami deflasi -0,21 persen, Sumenep -0,15 persen, Malang -0,11 persen, serta Madiun dan Jember sama, -0,03 persen.


“Setelah September 2022 Kota Madiun mengalami inflasi 1,28 persen dampak kenaikan harga BBM, untuk Oktober ini justru mengalami deflasi -0,03 persen,” tandasnya. (DSPP/irs/madiuntoday)