Kasus DBD Meningkat Seiring Musim Penghujan, Dinkes PPKB Imbau Pelaksanaan 3M Plus




MADIUN - Seiring datangnya musim penghujan, perkembangbiakan nyamuk Aides Aegypti menjadi lebih cepat. Hal inipun memicu banyaknya warga yang terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD). 


Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Madiun dr. Denik Wuryani mengungkapkan, pada Desember ini ditemukan 11 warga Kota Madiun mengalami DBD.


Padahal, sebelumnya kasus DBD cenderung menurun sejak Agustus 2022. Pada bulan itu, tercatat 7 pasien terjangkit DBD. Kemudian, pada September turun menjadi enam kasus dan Oktober sembilan kasus. Bahkan, pada November hanya ada dua orang terserang penyakit tersebut.


"Cuaca yang kadang hujan dan kadang tidak yang menyebabkan nyamuk berkembang biak lebih cepat," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (28/12).


Sehingga, total pasien DBD di Kota Madiun sejak Januari hingga hari ini mencapai 209 orang. Dua di antaranya meninggal dunia. 


"Dibanding tahun lalu, jumlah kasus tahun ini lebih banyak," ungkapnya. 


Lebih lanjut, Denik menjelaskan, penderita DBD tahun ini mayoritas kalangan anak usia 5-14 tahun. Dengan total 114 kasus dan dua kematian. Kemudian, 15-44 tahun sebanyak 71 kasus, 1-4 tahun ada 12 kasus, 45 tahun ke atas 10 kasus, dan di bawah satu tahun ada ua kasus. 


Untuk itu, Denik mengimbau masyarakat untuk menerapkan 3M plus. Yakni, menguras dan menutup tempat penampungan air, memanfaatkan barang bekas, dan membersihkan lingkungan sekitar.


"Jika terdapat anggota keluarga yang mengalami demam, segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," imbuhnya. 


Dia menambahkan, tim dinkes PPKB akan mengintensifkan pemantauan di wilayah-wilayah rawan DBD. Selain fogging di wilayah temuan kasus, program juru pemantau jentik (jumantik) yang telah berjalan bakal dioptimalkan.


"Semua wilayah di Kota Madiun berpotensi. Upaya sudah kami lakukan. Maka, kami harap masyarakat juga ikut menjaga lingkungannya masing-masing," tandasnya. (Dspp/irs/madiuntoday)