Puasa Bukan Kendala



Ruang Satu


Alhamdulillah, Senin (27/3) ini, Ramadan sudah memasuki hari kelima. Alhamdulillah, lancar. Puasa tetap terjaga, ibadah pun bisa maksimal, dan yang terpenting tetap bekerja dengan semangat. Poin ini yang ingin saya tekankan. Saya tidak ingin puasa menjadi kendala dalam bekerja. Khususnya bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Tidak ada alasan tidak melayani karena sedang berpuasa. Justru sebaliknya. Ramadan ini momentum yang tepat untuk melayani lebih giat. Kita tidak hanya bekerja untuk mendapatkan gaji. Tetapi juga pahala yang berlipat-lipat.

Karena itu, sengaja saya instruksikan kegiatan Ramadan untuk dipadatkan. Seperti Ramadan sebelumnya, di Pemerintah Kota Madiun mengemuka kegiatan Safari Ramadan. Tahun ini padat sekali. Setidaknya, ada 25 kegiatan Safari Ramdan. Baik itu Salat Tarawih maupun Salat Jumat. Artinya, dalam sebulan penuh akan ada giat salat bersama masyarakat dari masjid ke masjid. Ada juga di musala. Itu belum yang dadakan. Biasanya, ada undangan dari takmir masjid. Itu di luar agenda. Tetapi selagi saya longgar, pasti saya datang. 

Safari memang bukan sekedar giat ibadah. Tetapi ada banyak hal lain di belakangnya. Mulai silaturahmi dengan warga, berdialog, hingga urusan bantuan-bantuan. Banyak aspirasi yang saya dapat dari giat dialog bersama jamaah usai kegiatan salat. Memang ini konsepnya sama dengan giat Salat Isya yang sudah berjalan. Tetapi Safari Ramadan jamaahnya lebih banyak. Itu saya buktikan sendiri. Mulai yang tua, remaja, sampai anak-anak hadir. Belum ibu-ibunya. Semuanya datang untuk beribadah. Mengharap berkah bulan suci Ramadan. 

Kesempatan itu sekaligus sarana untuk lebih dekat dengan masyarakat. Karenanya, selalu ada dialog usai kegiatan ibadah. Ada banyak usulan dari masyarakat. Biasanya juga terkait dengan tempat ibadah. Entah itu perbaikan maupun kelengkapan sarana dan prasarana. Saya memang mencari tempat ibadah yang belum sempurna. Yang dirasa belum baik secara fisik. Sebab, anggarannya sudah kita siapkan. Setiap tahun setidaknya kita siapkan anggaran sampai Rp 3 miliar. Itu untuk perbaikan tempat ibadah. Bukan hanya musala maupun masjid. Tetapi juga gereja dan tempat ibadah lainnya. 

Besaran bantuan dilihat dari kondisi tempat ibadah. Seperti di Musala Baiturahim yang saya kunjungi beberapa waktu lalu. Di musala itu mendapatkan bantuan Rp 50 juta. Bantuan itu akan digunakan untuk pembangunan dan sarana tempat ibadah. Mengapa ini penting, karena saya ingin masyarakat semakin religius. Semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Nah, salah satu untuk mendukung itu adalah tempat ibadah yang layak. Karenanya, terus kita anggarkan untuk pengelolaan tempat ibadah tersebut.

Setiap tahunnya, ada puluhan tempat ibadah yang mendapat bantuan. Ada yang digunakan untuk perluasan, perawatan rutin, pengadaan sarana dan prasarana hingga urusan wakaf. Sejumlah tempat ibadah memang masih belum diwakafkan secara administrasi. Artinya, baru sekedar lisan dari yang pemilik lahan. Itu berpotensi menjadi objek sengketa. Karenanya, harus segera dilegalkan. Nah, dalam prosesnya ada sejumlah biaya yang harus dikeluarkan. Anggaran bisa dari bantuan itu. Tetapi kalau memang secara administrasi tidak memungkinkan, silahkan lapor kepada saya. Akan saya bantu secara pribadi. 

Sering saya katakan, jangan pelit berbuat baik. Ramadan momentum yang tepat untuk melakukan berbagai kebaikan. Menyiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat kelak. Jadi jangan dilewatkan selagi ada kesempatan. Harusnya ini malah jadi ajang perlombaan. Perlombaan dalam hal kebajikan. Saya meyakini ada kehidupan setelah di dunia ini. Kehidupan yang kekal abadi. Tentu saja butuh bekal yang banyak. Kehidupan saat ini adalah waktu untuk mengumpulkan bekal itu. Harta-benda yang kita peroleh saat ini harus kita bawa mati. Jangan ditinggal. Caranya, ya dengan disedekahkan. 

Ada banyak tempat ibadah yang membutuhkan bantuan. Harta yang kita miliki, wajib untuk dibawa. Caranya, kita titipkan dulu ke tempat-tempat ibadah yang membutuhkan bantuan itu. Kita titipkan kepada anak-anak yatim piatu. Kita titipkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Ada banyak jalan untuk menitipkan harta kita. Tidak harus uang. Bisa diwujudkan barang. Minyak goreng misalnya. Atau makanan ringan untuk anak-anak. Hal kecil yang membuat mereka senang. Hal kecil yang menyimpan pahala besar. 

Kegiatan Safari Ramadan bukan satu-satunya agenda dalam pemerintahan. Masih ada banyak agenda lainnya. Agenda di luar urusan agama. Mulai pertemuan-pertemuan, rapat paripurna, dan lain sebagainya. Saat ini sejumlah pembangunan juga tengah berjalan. Progresnya juga perlu ditinjau. Artinya, puasa bukan jadi kendala. Harus lebih giat lagi dalam bekerja. Ingat saya dan ASN adalah pelayan masyarakat. Harus melayani, bukan dilayani. 



Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd