Kota Lengkap
Ruang Satu
Urusan tanah memang bukan perkara mudah. Bahkan, tak sedikit yang berakhir dengan urusan pidana. Sengketa tanah juga menjadi pemicu kasus-kasus pidana lain. Dari perbuatan tidak menyenangkan sampai pembunuhan. Parahnya, di antaranya yang terlibat masih ada hubungan kerabat. Kalau di cari, saya yakin ada banyak kasus seperti itu. Misalnya, seorang adik membunuh kakaknya, hanya karena batas tanah warisan dianggap bergeser. Hal seperti itu akan semakin minim di kota kita. Mungkin, nyaris tidak ada.
Kota kita sudah berstatus kota lengkap. Deklarasinya dilakukan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ATR/BPN, bapak Hadi Tjahjanto di Asrama Haji Kota Madiun, Selasa (28/3) sore. Lagi-lagi, kota kita yang pertama di Jawa Timur. Juga kedua secara nasional. Kota Denpasar yang katanya lebih dulu. Bayangkan, kita hampir selalu mengukir prestasi di tingkat provinsi maupun nasional. Sebelumnya, kota kita juga mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pertama di Jawa Timur. Soal WTP pertama di Jawa Timur itu kita sudah cukup sering. Bahkan, pernah yang pertama secara nasional.
Kembali soal kota lengkap. Tidak mudah mendapatkan status kota lengkap. Itu disampaikan bapak menteri langsung. Seluruh wilayah di Kota Madiun sudah harus terpetakan secara spasial dan yuridis. Secara spasial tidak ada bagian pertanahan di wilayah kota kita yang tumpang tindih. Artinya, tidak ada batas tanah yang saling beririsan. Semua batas-batasnya sudah jelas. Ini yang dimaksud dengan nyaris sudah tidak ada lagi sengketa tanah. Apa yang mau disengketakan kalau semua batas-batasnya jelas.
Begitu juga dengan mafia tanah. Mafia tanah pastinya akan berfikir berulang kali kalau mau bermain di Kota Madiun. Aksi mereka tentu tidak mudah kalau semua batasnya sudah jelas. Kebanyakan dari mereka ini kan beraksi pada tanah-tanah dengan batas tidak jelas. Atau masih berupa patok. Yang rentan dimanipulasi. Kalau sudah terdata secara jelas oleh petugas pertanahan, pasti lain ceritanya. Jadi munculnya status kota lengkap ini berawal dari kerja keras petugas pertanahan di Kota Madiun yang melakukan pendataan. Tentu dengan berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Madiun. Salah satunya, dari segi pendampingan.
Petugas kita sekaligus menjadi petunjuk arah. Tanah yang dilakukan pendataan ada banyak sekali. Mencapai ribuan. Petugas pertanahan tentu kesulitan mencari lokasinya tanpa bantuan petugas dari tiap-tiap kelurahan. Kolaborasi yang apik ini semakin mempercepat pendataan. Makanya, kota kita yang pertama di Jawa Timur. Kantor ATR/BPN Kota Madiun juga mendapat apresiasi sebagai kantor terbaik. Inilah wujud sinergitas yang baik. Kota kita serba cepat karena sinergitas yang baik antara semua lini, semua instansi, dan semua pihak.
Keuntungan lainnya soal kepastian hukum. Ini penting untuk menarik investor. Investor tentu tidak ingin berinvestasi di suatu daerah yang nantinya malah berurusan dengan hukum lantaran status tanahnya bermasalah. Mereka tentu ingin yang pasti-pasti saja. Saya optimis ke depan, akan semakin banyak investor yang datang. Ini tentu baik untuk peningkatan perekonomian kota kita. Hadirnya investor yang membuka usaha di sini, tentu juga menyerap tenaga kerja. Jadi ini bukan sekedar urusan batas tanah. Tapi ada manfaat besar di belakangnya.
Sedang syarat secara yuridis, pelayanan urusan pertanahan sudah harus secara digital. Buku tanah maupun surat ukur sudah bisa diunduh secara elektronik. Inilah pentingnya IT. Era sekarang ini tentu tidak lepas dari teknologi informasi. Kita hidup di jaman serba internet. Semuanya sudah harus berbasis digital. Masyarakat harus mengikuti agar tidak ketinggalan. Saya sadar benarterkait pentingnya ini. Makanya, anak-anak kita persiapkan benar. Kita ada program laptop gratis bagi anak-anak. Sudah kita bagikan sekitar dua pekan yang lalu. Jumlahnya ada 9.400 laptop.
Ini merupakan lanjutan dari pengadaan yang pertama di 2020 lalu. Jumlahnya sebanyak 5.425 unit kala itu. Laptop itu diberikan kepada siswa kelas V dan VIII sekolah negeri di Kota Madiun. Kemudian di tahun berikutnya, kita memesan sebanyak 4.880 unit laptop. Namun saat pesanan datang, ternyata tidak sesuai spesifikasi. Saya perintahkan untuk ditolak. 2023 ini kita kembali melakukan pengadaan laptop yang sebanyak 9.400 unit itu. Ini sekaligus untuk mengganti pengadaan yang sebelunya gagal.
Saat ini, anak-anak SD kelas IV, V, dan VI sudah pegang laptop semua. Begitu juga yang tingkat SMP, dari kelas VII, VIII, dan IX sudah bisa menikmati fasilitas laptop. Itu bisa di bawa pulang. Bisa untuk belajar di rumah. Soal internet tidak perlu khawatir. Kita sudah ada 2.000 titik WiFi gratis saat ini. Sampai di Poskamling tiap RT. Ini kolaborasi yang pas. Ada akses dan fasilitas. Saya ingin anak-anak kita tidak hanya membuka jendela dunia. Tetapi sudah membuka pintu dunia. Sering saya katakan, IT kita kuasai, dunia kita genggam.
Sebagai pemimpin yang baik, saya harus bisa mencetak calon pemimpin yang lebih baik. Anak-anak ini sebagai calon pemimpin di masa depan harus kita persiapkan benar. Saya tidak ingin anak-anak kita ketinggalan. Jangan hanya anak orang mampu saja yang menonjol. Anak-anak dari keluarga tidak mampu juga harus moncer. Saya ingin mereka bisa bersaing dengan seimbang. Sebab, paling tidak sudah memiliki fasilitas yang sama. Laptop dan internet. Ke depan, saya optimis anak-anak kita akan berkualitas.
Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd