Kenaikan Harga Jelang Lebaran Picu Inflasi Kota Pendekar




MADIUN - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, sejumlah bahan kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga. Hal ini otomatis memengaruhi tingkat inflasi di Kota Madiun. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, tercatat inflasi Kota Madiun pada Maret 2023 mencapai 0,25 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada bulan sebelumnya. Yakni, hanya 0,04 persen pada Februari 2023.

"Tentunya ini pengaruh momentum menjelang Idul Fitri," ujar Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny dalam siaran pers secara virtual, Senin (3/4). 

Angka inflasi Kota Madiun tercatat di bawah inflasi Jawa Timur yang mencapai 0,39 persen. Namun, di atas nasional yang mencapai 0,18 persen. 

Dari 11 kelompok pengeluaran, sembilan kelompok pengalami inflasi. Sedangkan, dua kelompok pengeluaran tidak mengalami perubahan harga.

Adapun sejumlah komoditas penyumbang inflasi di antaranya kenaikan harga cabai rawit dengan inflasi 8,53 persen. Kemudian telur ayam ras, bensin, daging ayam ras, serta bawang putih.

"Untuk cabai rawit trennya ini terus mengalami kenaikan sejak Desember 2022 sampai Maret 2023. Februari kemarin inflasinya 4,46 persen, Maret ini justru naik menjadi 8,53 persen," jelasnya. 

Sementara itu, komoditas penekan inflasi di antaranya minyak goreng yang mengalami penurunan harga sebesar -2,75 persen. Berikutnya beras, bawang merah, serta pepaya.

"Minyak goreng ini sejak Januari sampai Maret tren harganya turun atau mengalami deflasi. Dari 3,09 persen di Januari, 0,85 persen di Februari dan di Maret -2,75 persen," imbuhnya. 

Berdasarkan data di BPS, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jatim seluruhnya mengalmi inflasi. Tertinggi terjadi di Sumenep 0,67 persen, Malang dan Probolinggo 0,42 persen.

Berikutnya Jember dan Surabaya masing-masing 0,39 persen. Selanjutnya, Banyuwangi 0,28 persen serta Madiun dan Kediri masing-masing sama 0,25 persen. (Ws hendro/irs/madiuntoday)