Selain Bus Sekolah dan Bus Wisata, Begini Rencana Layanan Transportasi Umum di Kota Madiun




MADIUN – Fasilitas angkutan umum di Kota Madiun tidak hanya soal angkota, bus sekolah, dan bus wisata. Layanan angkutan umum ternyata bakal semakin diperluas ke depan. Hal itu terlihat dari sejumlah kajian yang akan dilakukan. Kepala Dinas Perhubungan Kota Madiun, Subakri menyebut setidaknya ada sejumlah layanan transportasi umum baik untuk skala dalam kota maupun lintas daerah.

‘’Kita sudah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait termasuk dari kantor perwakilan Kementerian yang ada di daerah mengenai wacana transportasi umum ini. Jadi ada beberapa rencana yang akan dilakukan kajian,’’ kata Subakri, Senin (15/5).

Pertama, lanjut Subakri, terkait layanan angkutan umum yang menghubungkan dengan akses bandara. Artinya, akan ada layanan bus dengan trayek bandara sampai ke Kota Madiun dan daerah sekitar. Setidaknya ada tiga bandara. Yakni, Bandara Juanda, Bandara Adi Soemarmo Solo, dan juga Bandara Dhoho Kediri. Layanan ini berupa bus yang disiapkan Kementerian Perhubungan.

‘’Kita di daerah juga dimintai persetujuan terkait itu. Tetapi ini masih akan dilakukan kajian termasuk survei kepada masyarakat, apakah layanan ini benar-benar dibutuhkan atau tidak,’’ ujarnya.

Selain itu, juga ada layanan kereta di bandara. Namun, rencananya baru untuk di Bandara Solo dan Surabaya. Sebab, sudah ada jalur kereta apinya. Tinggal menambah hingga ke kawasan bandara. Artinya, penumpang pesawat bisa dengan mudah melanjutkan perjalanan darat. Baik melalui bus atau kereta. Subakri menambahkan hadirnya layanan tentu memberikan kemudahan akses transportasi umum bagi masyarakat.

‘’Ini nanti bisa disinkronkan dengan layanan angkutan umum di dalam Kota Madiun. Seperti diketahui kita punya bus wisata, bus sekolah, sampai angkota. Ke depan, bapak wali kota juga memiliki keinginan adanya bus listrik yang memiliki desain seperti lokomotif kereta cepat shinkansen. Biarpun masih wacana, tentu pemanfaatannya juga untuk masyarakat,’’ jelasnya.

Subakri menambahkan setidaknya saat ini Kota Madiun memiliki lima bus sekolah dan tiga bus wisata, Madiun Bus on Tour (Mabour). Selain itu, ada 18 angkutan umum yang mengajukan izin jalan. 15 di antaranya bekerja sama dengan Dishub terkait dengan angkutan sekolah. Subakri menambahkan terkait angkutan umum dalam kota juga pernah dilakukan pembahasan. Bahkan, mengemuka layanan angkutan By the Service. Layanan layaknya bus trans itu tidak menutup kemungkinan menggunakan bus listrik berwujud shinkansen tersebut.

‘’Pada prinsipnya pemerintah tidak mengesampingkan layanan transportasi umum. Bahkan layanan semakin diperluas hingga menjangkau daerah sekitar dan simpul transportasi lain seperti bandara,’’ pungkasnya sembari menyebut juga ada layanan transportasi yang menghubungkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan dikelola DAMRI. (rams/agi/madiuntoday)