Investor dari Riyad Temui Wali Kota Maidi, Tertarik Pengembangan Pabrik Beras Shirataki




MADIUN – Kota Madiun memang menarik di mata investor. Tak hanya lokal, tapi juga internasional. Terbaru, investor datang dari Kota Riyad, Arab Saudi. Investor dari Timur Tengah itu sengaja datang menemui Wali Kota Maidi di Kota Madiun, Sabtu (27/5). Sebelumnya, Kota Madiun juga dilirik investor dari Cina dan Jepang. Yakni terkait investasi fisik dan juga pengerjaan kabel bawah tanah.


‘’Hari ini, kita kedatangan tamu investor lagi dari Riyad, Arab Saudi, terkait porang. Khususnya, beras shirataki,’’ kata wali kota. 


Wali kota menyebut beras Shirataki tersebut memang tengah dilirik negara-negara Timur Tengah dan Eropa. Sementara itu, di Kota Madiun memiliki potensi tersebut. Apalagi, di Kota Pendekar juga telah memiliki pabrik porang. Nah, investor tersebut ingin turut mengembangkan pabrik agar produksinya bisa lebih besar. Salah satunya, terkait mesin produksi.


‘’Tren masyarakat saat ini adalah hidup sehat. Shirataki ini bisa mengganti nasi tetapi tanpa gula. Mereka tahu kalau di sini (Kota Madiun) punya potensi itu,’’ jelasnya. 


Investor tersebut ingin membesarkan kapasitas produksi pabrik porang di Kota Madiun. Hasilnya, produksinya akan di bawa ke sana. Namun, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Mulai kemasan, kandungan nutrisi, hingga standarisasi lainnya. Karenanya, diperlukan pemeriksaan laboratorium, uji kelayakan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hingga terdaftar di World Intellectual Property Organisation (WIPO) PBB. 


‘’Setelah ini tentu saja akan kita kejar. Semua persyaratan harus bisa kita penuhi agar investasi bisa masuk. Ini akan memberikan keuntungan bagi kota kita,’’ ungkapnya.


Kendati begitu, investor tersebut cukup serius. Bahkan, MoU akan dilaksanakan. Rencananya, 30 Juni nanti di Surabaya. Sebab, kerja sama tidak hanya dengan Kota Madiun. Namun, berbagai investor dengan sejumlah daerah di Jawa Timur. Wali kota menyebut keberadaan investor nantinya akan memberikan banyak dampak bagi Kota Madiun dan sekitar. Mulai penyerapan tenaga kerja hingga petani porang dari berbagai daerah sekitar. 


‘’Porang ini diminati, tetapi untuk saat ini harganya tengah lesu. Nah, pemerintah harus lihai mencari jalan agar bagaimana petani porang tidak semakin terpuruk. Harapannya, dari investasi ini tidak hanya untuk masyarakat Kota Madiun, tetapi juga masyarakat sekitar khususnya para petani porang,’’ pungkasnya. (ws hendro/agi/madiuntoday)