Kerja Sama Ekspor Beras Porang ke Timur Tengah Terjalin, Nilai Produksi Ditarget Rp 275 Miliar Setahun




MADIUN – Investasi terkait pengembangan pabrik porang di Kota Madiun akhirnya menemui kesepakatan. Hal itu ditandai dengan perjanjian kerja sama antara PT AHT Trading Company Saudi Arabia dengan PT Silvia Holding Katering (PT. SBK). Penandatanganan kerja sama tersebut berlangsung bersamaan dengan kegiatan East Java International Trade Festival di Grand City Hotel Surabaya, Selasa (30/5). 


Plant Manager PT SBK, Totok Budiarto menyebut kerja sama itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan Wali Kota Madiun, Maidi beberapa waktu sebelumnya. Perwakilan PT AHT Trading Company bersama dirinya memang bertemu dengan Wali Kota Maidi terlebih dahulu. Pertemuan itu menghasilkan sejumlah kesepakatan yang kemudian ditindaklanjuti melalui kerja sama tersebut.


‘’Jadi dari PT AHT itu memang tertarik dengan produk kami, salah satunya beras porang itu. Nah, mereka juga berniat untuk berinvestasi khususnya pengembangan pabrik untuk memperbesar produksi. Karenanya, kita juga menghadapi bapak wali kota,’’ kata Totok, Rabu (31/5).


Namun, pengembangan kapasitas pabrik tersebut dilakukan sambil berjalan. Karenanya, nilai investasi yang akan digelontorkan juga belum mengemuka. Totok menambahkan kerja sama tersebut lebih terkait kesepakatan ekspor. Yakni, menjadikan PT AHT Trading Company sebagai konsumen eksklusif. 


‘’Kalau MoU-nya lebih kepada rencana mendistribusikan produk kita ke sana. Permintaannya cukup besar,’’ lanjutnya. 


Totok menyebut PT AHT setidaknya menginginkan produk beras porang dan lainnya dengan nilai mencapai Rp 1,1 triliun dalam setahun. Sedang, untuk beras porangnya saja sekitar Rp 275 miliar. Totok menambahkan pihaknya memang memiliki banyak produk. Selain beras porang, juga ada rempah-rempah seperti pala dan lainnya. 


‘’Kapasitas produksi kami untuk beras porang sebesar tiga ton sehari. Kalau sebulan anggap saja 25 hari kerja, ya sekitar 75 ton,’’ ujarnya. 


Kapasitas itu memang belum mencukupi dari target yang tetapkan sebesar Rp 275 miliar setahun untuk beras porang tersebut. Karenanya, muncul keinginan dari PT AHT untuk berinvestasi alat guna memperbesar kapasitas produksi. 


‘’Jadi ini semacam bentuk keseriusan dari sana. Kebetulan makanan sehat tengah menjadi perhatian negara timur tengah,’’ pungkasnya. (ws hendro/agi/madiuntoday)