Kota Madiun Juara Dua iBangga Award 2023, Berikut Sejumlah Indikator dan Faktor-faktor Pendukungnya




MADIUN – Kota Madiun baru saja mendapatkan penghargaan iBangga Award 2023 dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Penghargaan diterima Wali Kota Madiun, Maidi di Surabaya, Senin (26/6). Kota Pendekar mendapatkan juara dua kota/kabupaten peduli pembangunan keluarga terserbut dengan nilai 295 poin. Jumlah itu hanya berselisih dua angka dari juara pertama yakni, Kabupaten Lamongan dengan nilai 297 poin. Namun, Kota Madiun merupakan kota pertama di Jawa Timur yang mendapatkan penghargaan itu.

Pasalnya, iBangga Award 2023 merupakan gelaran pertama di Jawa Timur. Sementara itu, Kota Madiun satu-satunya pemerintah kota yang masuk nominator tahun ini. Empat daerah lainnya merupakan pemerintah kabupaten. Nah, didapatnya penghargaan tersebut tentu bukan datang begitu saja. Ada banyak indikator dan faktor pendukung di baliknya. Tentu saja sebagian besar indikator tersebut sudah terpenuhi di Kota Madiun.

‘’Setidaknya ada tiga dimensi dengan 11 indikator dan 17 variabel. Kita sudah cukup bagus apalagi ditambah dengan faktor-faktor pendukung lainnya,’’ kata Sekretaris Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun, dr Ismudoko, Selasa (27/6).

Tiga dimensi tersebut adalah dimensi ketentraman, kemandirian, dan kebahagiaan. Dimensi ketentraman memiliki indikator seperti kegiatan ibadah, legalitas keluarga, jaminan kesehatan, dan keharmonisan keluarga. Ismudoko menyebut masyarakat Kota Madiun sudah cukup religius. Banyak kegiatan ibadah sesuai dengan agama masing-masing. Sedang, terkait legalitas keluarga, nyaris tidak ada keluarga yang belum memiliki buku nikah. Begitu juga terkait capaian penerbitan akta lahir anak.

‘’Di Kota Madiun ada program brokohan, intinya setiap bayi lahir langsung dapat akta, KIA, dan juga terdaftar BPJS Kesehatan,’’ jelasnya.

Ismudoko menambahkan terkait Jaminan Kesehatan, Kota Madiun sudah berstatus Universal Health Coverage (UHC) sejak 2018 lalu. Setidakmya cakupan jaminan kesehatan untuk masyarakat Kota Madiun mencapai 99,29 persen. Artinya, nyaris seluruh penduduk Kota Madiun sudah terlindungi jaminan kesehatan. Masyarakat tidak perlu resah saat harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

Sementara di Dimensi Kemandirian terdapat indikator pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi rata-rata penghasilan masyarakat, menu makanan beragam yang dikonsumsi masyarakat, hingga terkait rumah layak huni. Di dalamnya juga disebutkan terkait jaringan listrik dan air bersih. Ismudoko optimis di Kota Madiun tidak ada rumah yang belum teraliri listrik dan air bersih. Ada juga indikator jaminan keuangan yang kali ini Pemerintah memiliki program Siaga Kita. Melalui program ini masyarakat bisa memiliki jaminan kecelakaan kerja dan kematian.

‘’Ada juga indikator keberlangsungan pendidikan yang seperti kita ketahui harapan lama sekolah di Kota Madiun mencapai 14 tahun dan usia harapan hidup mencapai 73 tahun lebih,’’ terangnya sembari menyebut indikator akses media online yang didukung ribuan titik WiFi gratis di Kota Madiun.

Sedang, Dimensi Kebahagiaan meliputi interaksi keluarga dan interaksi sosial. Interaksi keluarga diukur dari quality time rata-rata keluarga di Kota Madiun. Sementara untuk interaksi sosial lebih kepada keterlibatan masyarakat dalam kegiatan bersama. Seperti diketahui, sejumlah pembangunan di Kota Madiun menggunakan sistem swakelola. Seperti pavingisasi, lampunisasi, dan pembangunan saluran lingkungan hingga pembangunan rumah tidak layak huni.

‘’Tentu saja ini semua juga karena didukung faktor-faktor lain seperti IPM, indek kebahagiaan, indek kepuasaan masyarakat, dan lain sebagainya. Dan di Kota Madiun semuanya sudah cukup bagus,’’ pungkasnya. (vincent/rams/agi/madiuntoday)