Usung Kemasan Ramah Lingkungan, Dewi Sulistyani Ciptakan Kuliner Wingko Besek Yang Menggugah Selera
MADIUN – Jajanan tradisional wingko memang sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Kue yang terbuat dari kelapa muda, tepung beras ketan, dan gula ini sangat mudah ditemui. Mulai dari restoran, pasar, hingga toko oleh-oleh.
Namun di tangan Dewi Sulistyani, cemilan umum seperti wingko dikemas dengan cara yang menarik. Dan, yang terpenting, ramah lingkungan.
‘’Namanya Wingko Besek. Karena memanfaatkan besek sebagai wadah,’’ ujar warga Jalan Pringgodani, Kelurahan Kejuron itu saat ditemui, Selasa (17/10).
Tidak seperti wingko lainnya yang menggunakan plastik atau kertas kue, Dewi memanfaatkan daun pisang untuk melapisi jajanannya. Cara ini rupanya cukup efektif membangkitkan cita rasa dan aroma wingko menjadi lebih sedap.
Testimoni ini, menurut Dewi, datang dari para pelanggannya. Ketika besek dibuka, aroma gurih, manis, dan wangi daun pandan lebih semerbak sehingga makin menggugah selera. Tidak hanya itu, rasa dari wingkonya pun berani diadu.
Karena tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali, Wingko Besek buatan Dewi hanya mampu bertahan tiga hari. ‘’Lebih dari itu saya tidak rekomendasikan. Meski kondisinya masih bagus,’’ imbuhnya.
Ditanya asal mula resep wingkonya, Dewi mengaku belajar dari YouTube. Selain itu, dia juga memodifikasi resep hingga akhirnya menemukan yang paling pas.
Sejak produksi selama enam bulan terakhir, Wingko Besek telah dikirim ke berbagai daerah. Tentunya, Dewi menggunakan paket sehari sampai agar jajanan ini masih bisa dinikmati pembeli. Ada dua kemasan yang disediakan. Yakni, kemasan kecil isi 15 keping Rp 25 ribu dan kemasan besar isi 20 keping Rp 30 ribu.
‘’Untuk saat ini pemasarannya online dan sistemnya by order. Jadi wingkonya selalu fresh,’’ tandasnya. (WS Hendro/irs/madiuntoday)