Kisah Sesareo Shevananda Pratama Jadi Atlet ESI Profesional, Raih Juara Dua Piala Presiden hingga Bergaji Rp 9 Juta Perbulan




MADIUN – Esport Indonesia (ESI) Kota Madiun baru saja dibentuk beberapa tahun terakhir. Kendati begitu, bukan berarti Kota Madiun tidak memiliki atlet profesional. Setidaknya, ESI Kota Madiun memiliki atlet yang cukup moncer di ajang ESI nasional. Salah seorang di antaranya ialah Sesareo Shevananda Pratama. Bersama tim yang berbeda dia pernah menjuarai piala KONI 2020 hingga runner-up Piala Presiden 2021. Seperti apa kisahnya?

Sesareo Shevananda Pratama tampak cekatan mengisi kegiatan sosialisasi cabang olahraga (cabor) Esport di SMPN 13 Kota Madiun beberapa waktu lalu. Ya, pria 22 tahun itu memang diminta menjadi narasumber oleh Esport Indonesia (ESI) Kota Madiun saat kegiatan sosialisasi di sekolah. Kisah Sesar yang sudah menjadi atlet professional tersebut diharap bisa menginspirasi pelajar untuk menjadi atlet Esport Kota Madiun.

‘’Kalau main gimnya sudah lama. Tetapi kalau masuk ESI Kota Madiun baru sejak 2018. Itu pun mainnya masih biasa,’’ kata Sesar, Jumat (20/10).

Berada di titik sekarang memang tidak pernah dibayangkan Sesar sebelumnya. Tak pernah terlintas di benaknya bakal menjadi atlet nasional dari hobinya main gim. Sesar merupakan atlet Esport divisi Free Fire (FF). Free Fire masuk kategori batlle ground bersama PUBG dalam cabor Esport. Bersama tim berbeda, dia pernah menjuarai Piala Koni pada 2020 dan juara dua Piala Presiden pada 2021.

‘’Dari Kota Madiun sebenarnya ada dua atlet. Dia juga satu tim dengan saya. Tapi kebetulan saya kapten timnya,’’ kata warga Jalan Mangga Kelurahan Kejuron tersebut.

Sesar pernah menjuarai Piala Koni 2020 bersama klub The Prime. Selain dirinya, ada nama Andy Antoni Halim, Dhika Irginia Frizzi, dan Muhammad Ridho dalam tim tersebut. Nah, Muhammad Ridho juga warga Kota Madiun. Muhammad Ridho merupakan warga Jalan Kalingga Kelurahan Winongo. Setahun kemudian Sesar dan Ridho berhasil meraih juara dua Piala Presiden. Namun, kala itu keduanya sudah berganti klub. Sesar dan Rido bergabung dengan klub Kings bersama Dhika Irginia Frizzi dan Arthur Dwiansyah.

‘’Yang Piala Koni tandingnya di Jakarta. Kalau Piala Presiden di Bali,’’ jelasnya sembari menyebut berhasil mengantongi hadiah Rp 60 juta dari masing-masing kejuaraan tersebut.

Tak hanya itu, selama bernaung di klub ibu kota tersebut dirinya pernah mendapatkan gaji hingga Rp 9 juta perbulan. Penghasilan yang cukup fantastik jika mengingat yang mereka lakukan adalah main gim.

‘’Dulu memang dianggap hanya main gim biasa. Tetapi sekarang sudah menjadi cabang olahraga resmi. Jadi bisa berkarir dari main gim seperti cabor yang lainnya,’’ ungkapnya.

Namun, tentu capaian itu tentu tidak digapai dengan mudah. Sesar pernah harus bertahan dengan hanya digaji Rp 400 ribu. Padahal dia hidup di Jakarta. Bahkan, dia sempat ingin kembali pulang ke Kota Madiun. Namun, dilarang orangtuanya dan diminta untuk bersabar. Tak ayal, kesabarannya membuahkan hasil. Dia dipercaya klub tersebut dan kemudian mendapatkan gaji Rp 9 juta perbulan.

‘’Jadi itu semacam ujian dari klub. Saya direkrut tetapi seperti tidak dianggap. Di titik itu saya ingin menyerah dan pulang sebenarnya. Tetapi dilarang ibu saya. Itu ternyata bagian untuk menguatkan mental juga,’’ ungkapnya.

Karir Sesar juga dimulai dari klub di Kota Madiun. Yakni, Klub Omah Ijo. Klub tersebut diakuinya memberikan banyak support atlet-atlet lokal untuk berkembang. Tidak hanya menaungi atlet Esport, klub juga sering memberangkatkan atlet untuk kejuaraan di luar. Tak terkecuali Sesar hingga menjuarai regional Jawa Timur. Setelahnya, banyak klub yang melirik dan mengajaknya bergabung. Dia tercatat sudah beberapa kali berganti klub esport ibu kota. Dari situlah skillnya semakin terasah.

‘’Ini seperti cabang olahraga pada umumnya. Tidak hanya skill, tetapi mental juga berpengaruh. Ada yang skillnya bagus tetapi kalah di mental,’’ jelasnya.

Sesar mengaku belum bergabung dengan klub manapun untuk saat ini. Dia memutuskan keluar dari klub dan pulang ke Kota Madiun. Selain ingin istirahat sejenak, dia mengaku ingin menikmati hasil dari jerih payahnya dulu bersama keluarga. Namun, dia mengaku tetap berlatih setiap hari. Bahkan, kadang juga diminta untuk membantu mereka yang sudah bermain.

‘’Pada prinsipnya kalau memang hobi dengan permaian-permaian esport, jangan ragu untuk menekuni,’’ pungkasnya. (rams/agi/madiuntoday)