Harga Cabai Rawit Masih Tinggi, Picu Inflasi Di Kota Madiun




MADIUN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat kenaikan harga cabai rawit selama November 2023 mencapai 60,72 persen. Fenomena ini otomatis memicu peningkatan inflasi di Kota Pendekar mencapai 0,48 persen.

Hal ini seperti disampaikan oleh Kepala BPS Kota Madiun Abdul Azis dalam siaran pers secara daring pada Jumat (1/12). Kenaikan harga cabai rawit, menurutnya, memberikan andil inflasi sebesar 0,25 persen.
"Selain cabai rawit, harga beras juga masih mendorong terjadinya inflasi November 2023 di Kota Madiun," ujarnya.

Abdul menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit pada November lebih tinggi dibandingkan pada Oktober yang hanya 29,4 persen. Salah satu penyebabnya adalah faktor cuaca. Sehingga, mengakibatkan petani gagal panen dan berdampak pada pasokan di pasaran.

Selain itu, cabai rawit merupakan salah satu komoditas yang didatangkan dari daerah sekitar Madiun. Akibatnya, inflasi Kota Madiun pada November lebih tinggi dibanding Jawa Timur 0,31 persen dan nasional 0,38 persen.

"Kalau inflasi tinggi itu dampaknya daya beli masyarakat menjadi berkurang. Kalau biasanya beli cabai rawit Rp 10 ribu, karena ada kenaikan harga, maka masyarakat mengurangi konsumsi cabai rawit," jelasnya.

Apalagi, Kota Madiun merupakan daerah penghasil sambel pecel. Cabai rawit adalah salah satu bahan utama. Sehingga, sangat dibutuhkan masyarakat.

"Dampak dari kenaikan harga cabai rawit, pencatatan kami, komoditas nasi dengan lauk ini juga mengalami inflasi pada November. Itu baru di rumah makan, belum lagi di industri pembuatan sambal pecel," paparnya.

Selain cabai rawit dan beras, sejumlah komoditas lainnya pemicu inflasi pada November 2023 di Kota Madiun antara lain rokok kretek, bawang merah, gula pasir, dan telur ayam ras.

Sedangkan, komoditas penekan inflasi, di antaranya harga bensin, tarif KA, ayam hidup, daging ayam ras, minyak goreng, tomat, tempe, serta bawang putih dan daging sapi.

Sementara itu, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jatim, semuanya mengalami inflasi. Adapun inflasi tertinggi, terjadi di Sumenep 0,87 persen. Kemudian, Madiun 0,48 persen, Probolinggo 0,44 persen, Banyuwangi 0,42 persen. Disusul Malang 0,40 persen, Kediri 0,38 persen, Jember 0,28 persen, dan Surabaya 0,26 persen. (Ney/irs/madiuntoday)