Cerita Shendy Aditayahya Wardana, Pemenang Lomba Desain Logo Hari Jadi ke-106 Kota Madiun



Berulang Kali Lakukan Riset dan Ubah Konsep, Juga Ikut Lomba Hari Jadi ke-104 dan 105

MADIUN – Pemerintah Kota Madiun baru saja me-launching logo dan agenda peringatan Hari Jadi ke-106. Launching berlangsung meriah di kawasan wisata Sumber Umis, Pahlawan Street Center (PSC), Kamis (6/6) malam. Logo Hari Jadi ke-106 Kota Madiun merupakan karya Shendy Aditayahya Wardana, Mahasiswa Universitas Merdeka Madiun. Ternyata butuh upaya luar biasa dibaliknya.

‘’Pastinya kalau ide logo saya riset dulu sesuai dengan kriteria ketentuan lomba logo Hari Jadi Kota Madiun. Seperti karakteristik dan budaya Kota Madiun itu sendiri,’’ kata Shendy, Jumat (7/6).

Shendy mengaku kerap turun dalam lomba desain. Maklum, dia merupakan mahasiswa Teknik Manajemen Informatika. Bukan hanya lomba desain Hari Jadi. Tetapi juga lomba desain lainnya. Bahkan untuk lomba logo Hari Jadi Kota Madiun di tahun ini merupakan keikutsertaan kali ketiganya. Dia juga mengirimkan desain logo hasil karyanya untuk Hari Jadi ke-104 dan ke-105 lalu. Namun, kala itu dia gagal. Tak ingin menyerah. Pria 23 tahun itu turut kembali di tahun ini.

‘’Saya buat sketsa desain di tanggal 11 Mei 2024 tepat lomba desain Hari Jadi diumumkan. Itupun tidak langsung jadi. Sampai pada pengiriman, kurang lebih 15 hari,’’ ungkapnya.

Ya, Shendy mengaku berkali-kali merubah konsep karena dirasa belum mewakili filosofi atau harapan untuk tema peringatan Hari Jadi kali ini. Riset pun dilakukan lagi. Tidak hanya bentuk, tetapi juga warna dan ikon yang dimasukkan. Desain itu akhirnya jadi dan diserahkan kepada panitia pada 27 Mei lalu.

‘’Sehari sebelum penyerahan itu saya hampir saja tidak jadi menyerahkan desain dikarenakan saya merasa desain, warna, dan makna kurang sempurna,’’ ujarnya.

Pembenahan dilakukan lagi hingga akhirnya kepercayaan dirinya kembali untuk menyerahkan desain tersebut kepada panitia. Shendy mengaku desain logo hasil karyanya sederhana dan mudah. Namun, untuk mendapatkan hasil akhir desain logo tersebut dirinya berulang kali mencari ide, melakukan riset, dan mencoba berkali-kali.

Logo Hari Jadi made in Shendy memiliki dua filosofi. Yakni, filosofi logo dan warna. Setidaknya ada empat unsur di dalam logonya. Yakni, siluet pendekar dan lidah api, garis yang tidak terputus membentuk angka 106, dua panah mengarah ke atas, dan unsur landmark dunia. Tiap unsur tersebut memiliki filosofi masing-masing.

‘’Siluet pendekar melambangkan keberanian dan ketangguhan masyarakat Kota Madiun dalam menghadapi tantangan ekonomi, mencerminkan etos kerja keras dan semangat juang yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Sedang, lidah api melambangkan semangat inovasi dan dinamisme, simbol transformasi yang mendorong kemajuan kota,’’ terangnya.

Shendy menambahkan, angka 106 yang terbentuk dari gari yang tak terputus tersebut melambangkan kesatuan, kesinambungan serta mewakili keterhubungan antara berbagai elemen dalam kota yaitu masyarakat, budaya, sejarah, serta keberagaman suku, agama, dan ras. Sementara, dua panah yang mengarah ke atas, melambangkan semangat untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui sektor pariwisata dan industri kreatif.

‘’Kalau landmark dunia tentu saja menggambarkan Kota Madiun itu sendiri yang memiliki destinasi pariwisata yang menakjubkan dengan menghadirkan berbagai landmark dunia dalam satu kota untuk memanjakan para wisatawan,’’

Sedang untuk warna, Shendy memasukkan tiga warna. Yakni, biru, kuning, dan merah muda. Biru mencerminkan stabilitas ekonomi yang kokoh dan keandalan dalam pembangunan infrastruktur yang mendukung kemajuan kota, kuning mencerminkan semangat kreatif dan inovatif dari sektor industri kreatif, serta kehangatan dan keramahan masyarakat Kota Madiun, dan warna merah muda mencerminkan semangat untuk mencapai kemajuan dalam sektor pariwisata dan industry kreatif, serta tekad untuk menjadi kota maju yang berdaya saing global.

‘’Eksekusinya memang mudah, tetapi yang sulit adalah mencari idenya,’’ pungkasnya. (dspp/agi/madiuntoday)