Waspadai TBC, Segera Ke Dokter Jika Temui Gejala Ini...




MADIUN - Indonesia menempati urutan kedua untuk kasus Tuberkulosis (TBC) terbanyak di dunia, setelah India. Bahkan, Indonesia menyumbangkan 68 persen kasus TBC di dunia dan jumlahnya selalu bertambah setiap tahun.

Untuk itu, pemerintah terus berupaya menanggulangi bahaya penyakit tersebut. Termasuk di Kota Madiun. Upaya mencegah penyebaran penyakit terus dilakukan.

"Tidak hanya mengobati kasus yang sudah ada, tapi juga aktif menelusuri penyebarannya di masyarakat. Termasuk, pasien yang berpotensi mengalamj TBC, seperti penderita HIV/AIDS atau anak dengan gizi buruk," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Madiun, dr. Denik Wuryani, Senin (10/6).

Saat ini, menurut Denik, jumlah kasus TBC yang ditangani di Kota Madiun mencapai 367 pasien. Mereka tidak hanya pasien dari Kota Madiun saja. Melainkan juga warga luar kota yang berobat di Kota Madiun.

Lebih lanjut, Denik menuturkan bahwa dalam upaya menanggulangi TBC juga dilakukan skrining terhadap orang-orang yang pernah berinteraksi dengan pasien positif TBC. Sehingga, diharapkan penyebarannya tidak semakin meluas.

Adapun sejumlah kondisi yang wajib diwaspadai dan berpotensi mengidap TBC untuk pasien dewasa di antaranya batuk tidak sembuh selama 2 pekan, demam naik-turun, dan keringat dingin di malam hari.

Sedangkan pada pasien anak, menurut Denik, gejalanya tidak khas. Apalagi, anak-anak penderita TBC biasanya tidak batuk. Namun, kondisi yang patut diwaspadai adalah ketika gizi anak kurang, sering sakit yang sulit sembuh, dan berat badan sulit naik.

"Begitu pula pasien TBC yang diabetes biasanya juga tidak batuk. Maka dari itu perlu diwaspadai," imbuhnya.

Sementara itu, Pj. Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto mengatakan bahwa TBC merupakan penyakit yang cukup berbahaya. Selain itu, penularannya juga cepat. Sebab, 1 pasien TBC bisa menularkan kepada 10 orang lainnya.

Untuk itu, Pemkot Madiun segera berupaya menyusun tim penanggulangan TBC daerah sebagai tindaklanjut dari rapat pengendalian penyakit tersebut secara nasional secara virtual bersama Kementerian Kesehatan.

"Tentunya akan segera kami bentuk. Tinggal menunggu surat keputusan dari pusat. Namun, sebelum itu akan kami upayakan lebih dahulu," tandasnya. (Ws Hendro/irs/madiuntoday)