Kisah Runtut Widajati, 21 Tahun Urus Perpus Kelurahan, Kini Berbuah Tiga Penghargaan Nasional




MADIUN – Semua kantor kelurahan di Kota Madiun memiliki Perpustakaan. Namun, perpustakaan di Kelurahan Pangongangan sedikit berbeda. Selain koleksi buku-bukunya yang tertata apik, Perpustakaan yang diberi nama Cerdas Arum itu juga memiliki sarpras yang cukup lengkap. Salah satunya, memiliki mesin tugu titik baca.

‘’Ini merupakan hadiah dari Perpusnas RI terkait Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) 2023. Di Kota Madiun baru Perpustakaan Cerdas Arum yang pernah dapat program TPBIS tapi belum punya gedung sendiri,’’ kata Runtut Widajati, ketua pengurus Perpustakaan Cerdas Arum Kelurahan Pangongangan, Rabu (13/11).

Pada 2023 tersebut, Perpustakaan Cerdas Arum memang mendapat penghargaan nasional. Yakni, penghargaan kategori inovasi promosi layanan terbaik. Runtut menyebut hal itu merupakan capaian luar biasa. Pun, di Jawa Timur hanya ada dua Perpustakaan yang mendapat bantuan tugu titik baca. Selain Perpustakaan Cerdas Arum, ada Perpusdes Karang Turi, Munjungan, Trenggalek. Selain tugu titik baca, pihaknya juga mendapatkan bantuan tiga komputer serta masing satu unit printer dan tv android. Ada juga bantuan dua rak buku dan 300 buku dengan 150 judul.

‘’Kemudian kami juga mendapat bantuan sebanyak 1.000 buku dan satu rak lagi. Total koleksi buku sekarang ada 2.549 buku,’’ ungkap ibu empat anak ini.

Capaian apik itu terulang lagi tahun ini. Bahkan meningkat. Ya, Perpustakaan Cerdas Arum berhasil mendapat dua penghargaan sekaligus di tingkat nasional. Yakni, kategori Inovasi Promosi Layanan Perpustakaan Terbaik dan kategori Inovasi dan Kreasi Pelibatan Masyarakat Terbaik. Penghargaan diberikan bersamaan dengan kegiatan Pertemuan Pembelajaran Sebaya Tingkat Nasional atau Peer Learning Meeting (PLM) yang digelar Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Prime Plaza Hotel Sanur, Bali, 7 November lalu.

‘’Intinya bagaimana kita sebagai pengurus mempromosikan Perpustakaan. Di era digital, kita punya empat media sosial. Kita juga mengajak serta masyarakat,’’ jelas warga Jalan Anjasmoro itu sembari menyebut mendapatkan bantuan keuangan sebesar Rp 12 juta.

Artinya, Perpustakaan Cerdas Arum sudah mendapatkan tiga penghargaan nasional. Padahal, hanya ada tiga pengurus. Runtut dibantu dua anggota lainnya. Yakni, Ika Endah Sari dan Ririn Puspitosari. Anggotanya sudah sering silih berganti. Maklum, menjadi pengurus Perpustakaan murni pengabdian. Sebab, tidak ada upah sepeserpun. Meski begitu, Runtut sudah terlibat dalam urusan Perpustakaan Cerdas Arum sejak kali pertama dibentuk 21 tahun yang lalu.

‘’Pada 2003 memang kelurahan se-Kota Madiun diminta membentuk Perpustakaan kelurahan dan mendapat dukungan hibah buku dan rak buku.dari Dinas Perpus Kota Madiun (sekarang Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah). Saya pada waktu itu sebagai anggota pengurus,’’ kenangnya.

Biarpun tak mudah, Runtut mengaku tidak pernah merasakan duka. Semua karena diniatkan sebagai pengabdian. Namun, era digital diakuinya menjadi tantangan tersendiri. Sebab, masyarakat banyak yang beralih ke dunia digital dalam mengakses informasi. Padahal sebelumnya, Perpustakaan selalu menjadi rujukan untuk mengerjakan tugas dan lain sebagainya.

‘’Kalau dulu hampir selalu ada anak-anak yang datang berkunjung, sekarang saat wifi ada dimana-mana sudah mulai jarang,’’ ungkapnya.

Namun, hal itu bukan lantas membuatnya pasrah. Justru sebaliknya, dia semakin bersemangat. Apalagi, sarana di Perpustakaan Cerdas Arum juga lengkap. Dia juga menggiatkan promosi. Harapannya, Perpustakaan tetap menjadi primadona apapun eranya.

‘’Sesulit apapun tetap harus semangat karena Perpustakaan sumber pembelajaran dan sumber informasi. Karena buku adalah jendela ilmu. Tetap harus semangat karena dengan terlibat di Perpustakaan saya juga bisa ikut serta memberikan manfaat untuk masyarakat sekitar, utamanya untuk anak-anak generasi mendatang,’’ pungkasnya. (rams/agi/madiuntoday)