Dari Halal hingga Branding AI, Disnaker KUKM Kota Madiun Fasilitasi IKM Naik Kelas
MADIUN – Pelaku industri kecil menengah (IKM) di Kota Madiun kembali mendapat kesempatan emas untuk mengembangkan usahanya. Dinas Tenaga Kerja Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disnaker KUKM) membuka pendaftaran berbagai pelatihan gratis yang dirancang untuk mengasah keterampilan, memperluas pengetahuan, hingga melengkapi legalitas usaha.
Kepala Bidang Perindustrian Disnaker KUKM Kota Madiun, Pipit Rachmawati Putri, menyebut program ini menjadi salah satu langkah strategis pemerintah kota untuk mendorong IKM naik kelas. “Kami ingin IKM tidak hanya unggul dari segi kualitas produk, tetapi juga memiliki legalitas dan strategi pemasaran yang kuat,” ujarnya, Kamis (14/8).
Jenis pelatihannya beragam, mulai dari olahan produk halal yang disertai fasilitasi sertifikasi halal, branding dan digital marketing berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan tambahan pendaftaran merek HKI, desain kemasan, desain busana batik cap, pelatihan lanjutan up cycle fashion berbahan jeans bekas, diversifikasi produk makanan-minuman kekinian, hingga kerajinan tali.
Pada pelatihan olahan halal, peserta akan mempelajari teknik pengolahan makanan dan minuman halal serta difasilitasi pengurusan sertifikat halal. Untuk branding dan digital marketing, peserta akan diajak membuat materi promosi dengan AI, memasarkan produk secara daring, dan mengurus perlindungan merek.
“Pelatihan desain kemasan mengajarkan standar kemasan yang menarik, aman, dan sesuai kaidah kesehatan, dilengkapi bantuan kemasan untuk pemasaran. Sementara pelatihan desain busana batik cap fokus pada motif batik khas Madiun terbaru yang akan digunakan untuk seragam OPD,” terang Pipit.
Pelatihan up cycle berbahan jeans bekas ditujukan bagi IKM jahit yang telah mengikuti pelatihan tahap pertama, sehingga bisa menciptakan produk baru yang lebih variatif. Sementara diversifikasi produk makanan-minuman kekinian bertujuan memperbanyak variasi menu yang ditawarkan pelaku IKM.
Kuota peserta berbeda-beda untuk tiap pelatihan. Daya saing produk halal dibuka untuk 40 IKM per gelombang, branding produk 60 IKM per gelombang, desain kemasan 30 IKM per gelombang, diversifikasi makanan-minuman 30 IKM per gelombang, desain busana batik cap 20 IKM, dan kerajinan tali 20 IKM.
Beberapa pelatihan telah terlaksana, seperti olahan halal gelombang pertama diikuti 40 IKM, branding dan merek gelombang pertama diikuti 60 IKM, serta kerajinan tali diikuti 20 IKM. Pelatihan lainnya akan segera menyusul. “Harapannya, produk IKM Kota Madiun bisa dipasarkan secara nasional bahkan internasional,” pungkas Pipit.
(Rams/kus/madiuntoday)