Wisata Bhinneka Tunggal Ika



Ruang Satu 

Persatuan di atas segalanya. Masyarakat Kota Madiun harus selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan. Kebersamaan ini perlu dan penting. Kota kita ini terus berbenah. Di semua lini. Perubahan menuju yang lebih baik. Demi masyarakat yang semakin sejahtera. Cita-cita mulia ini tentu tidak bisa tercapai dengan baik tanpa kondusifitas. Kondusifitas ini mustahil tanpa kebersamaan dan kerukunan. Karenanya, saya selalu mengedepankan kepada masyarakat untuk selalu menjaga itu. Kerukunan di dalam lingkungan harus selalu terjaga baik. Dari kerukunan di tingkat kecil-kecil itu akan menjadi kerukunan yang besar. 

Kejadian kerusuhan di Malang harus menjadi pembelajaran. Ada ratusan nyawa melayang karena kerusuhan itu. Jangankan ratusan, satu nyawapun sangat disayangkan. Di kota kita tidak boleh seperti itu. Kota kita harus tetap aman dan nyaman. Setiap kali terjadi kerusuhan, orang pasti berfikir dua tiga kali kalau berkunjung. Jangan-jangan nanti terjadi kerusuhan lagi. Saat orang luar enggan datang itu bisa berdampak panjang bagi perekonomian di kota kita. Sebab, pariwisata salah satu penunjang utama. Kita tahu bahwa Kota Madiun tidak banyak memiliki sumber daya alam. Karenanya, kita munculkan berbagai tempat wisata buatan yang ikonik dan menarik. 

Nah, upaya kita sudah mulai terlihat dampaknya. Wisatawan sudah mulai berdatangan. Setiap akhir pekan, kawasan Sumber Wangi selalu ramai dikunjungi. Apalagi, ditambah layanan bus wisata gratis keliling kota. Masyarakat menyukainya. Dari wisatawan itulah yang mendongkrak perekonomian. Melipat gandakan perputaran uang. Karenanya, pemerintah terus berupaya menarik wisatawan untuk berkunjung dan membelanjakan uangnya di kota kita. Upaya itu akan percuma kalau kemudian kota kita tidak aman. Kota kita mencekam. Siapa yang mau datang. Siapa yang mau berbelanja di kota kita ini. 

Potensi ketidakamanan itu bisa dari mana saja. Apalagi, di kota kita. Kotanya para pendekar. Tapi saya optimis masyarakat kita masyarakat yang cinta akan perdamaian. Menjunjung tinggi kebersamaan. Ini modal besar. Tetapi harus terus dipupuk dan digelorakan. Event-event untuk mewadai kalangan muda-mudi kita massifkan. Hingga akhir tahun ini ada puluhan event di kota kita. Setiap akhir pekan ada parade senja. Ini untuk mewadai grup drumband di kota kita. Selain itu, parade senja ini juga kita laksanakan setiap tanggal 17.

Kemarin juga mengemuka Madiun Fashion Week dan juga lomba vocal tunggal lagu anak. Ke depan, masih ada lomba vokal tunggal lagu daerah, lagu nasional, Moslem Fashion Week, Santri Creative Expo, peresmian Pahlawan Religi Center, Sholawat Seribu Rebana, Festival Nusantara, Grand Final Kakang-Mbakyu, pagelaran wayang kulit, pagelaran seni, dan peresmian wisata kuliner dalam kereta di Bogowonto. Untuk para pendekar tentu saja ada Festival Pencak Silat. Sudah tidak zamannya lagi perseteruan di jalanan. Saatnya perseteruan dalam kejuaraan untuk mendulang prestasi. Makanya kita wadahi. 

Berbagai upaya menjaga kerukunan tersebut terus kita gencarkan. Jumat (7/10) kemarin, saya bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Madiun berkunjung ke komplek tempat peribadatan Puja Mandala di Badung, Bali. Di komplek Puja Mandala tersebut terdapat tempat ibadah bagi umat Islam, Budha, Kristen Katolik, Kristen Protestan, dan Hindu. Biarpun dalam satu kawasan, masyarakat tetap saling menghargai. Setidaknya ada lima tempat ibadah yang berdiri megah di sana. Yakni, Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa, Vihara Budhina Guna, Gereja Kristen Protestan Bukit Doa, dan Pura Jagatnatha. Kelimanya dibangun berdampingan. Pun, tempat parkirnya jadi satu. Keberadaan tempat peribadatan tersebut harus menjadi penyemangat untuk semakin meningkatkan toleransi antar umat beragama. 

Begitu juga di kota kita. Kita juga punya tempat seperti itu biarpun tidak besar. Ada di Sumber Umis sisi barat. Ada lima tempat peribadatan yang berjajar berdampingan. Kecil, tetapi bisa untuk beribadah. Karena disitu merupakan kawasan wisata, ada wacana untuk menamainya wisata Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Hal itu sejalan dengan Warung NKRI di kawasan Pahlawan Bisnis Center. Artinya, di Kota Madiun tidak hanya memiliki toleransi antar umat beragama yang tinggi. Tetapi juga satu semangat untuk NKRI harga mati. 


Penulis adalah Walikota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd