Warung NKRI



Ruang Satu

Jumat, (17/12) malam kemarin ada yang mengunjungi kota kita. Ini bisa disebut teman lama. Bahkan bisa dibilang saudara. Ya, ada Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin yang jauh-jauh datang berkunjung. Ini sebenarnya bukan kali pertama. Dulu sudah pernah ke sini. Juga bersama rombongan. Yang pertama dulu, saya ajak berkeliling pakai sepeda. Berkeliling melihat lapak-lapak UMKM. Kemarin, waktu bertemu di Balai Kota Madiun, Wali Kota Habib Hadi menyebut sudah terdapat sentra-sentra kuliner di Kota Probolinggo. 

Jujur saya senang sekaligus penarasan. Senang, karena apa yang kita perbuat di Kota Madiun menginspirasi daerah lain. Penasaran, seperti apa tampilan sentra kuliner yang disebut itu. Siapa tahu, lebih megah dan menarik dari yang di kota kita. Kalau lebih bagus, bisa kita ganti meniru. Bagi saya tidak masalah meniru demi kebaikan ke depan. Itu yang juga menjadi pedoman Wali Kota Habib. Bahkan, beliau menyebut meniru untuk kebaikan merupakan ladang amal pahala. Saya setuju itu. Karenanya, beliau tidak masalah kembali datang untuk belajar. Lagi-lagi, beliau menyatakan akan kembali lagi ke depan. Katanya, belum afdal kalau belum menginap di Kota Madiun. 

Beliau memang menginap di Aston Hotel. Tetapi harus cepat-cepat kembali ke Probolinggo. Sebab, ada acara menunggu. Karenanya, beliau belum puas. Ingin kembali lagi dan menikmati kota kita ini. Tentu saja sambil merekam apa yang kiranya dapat dicontoh atau dikembangkan di Kota Probolinggo. Pertemuan kemarin, sudah cukup banyak hal yang saya sampaikan. Saya tidak pelit berbagi. Semua saya berikan. Padahal, niat awal hanya untuk studi referensi soal program Siaga Kita. Ya, program Asuransi Bagi Tenaga Kerja Sektor Informal Kota itu. 

Di sana katanya juga menjalankan program itu. Namun, belum menjangkau cukup banyak. Baru menyentuh sebagian sektor. Seperti nelayan. Ke depan mau dikembangkan menyentuh petani dan pelaku UMKM. Saya dukung terus langkah sang wali kota. Sebab, program ini memang memiliki banyak manfaat. Bukan hanya memberikan santunan saat terjadi musibah, tetapi juga ada kepastian keberlanjutan pendidikan bagi yang memiliki anak usia sekolah. Hal itu juga dirasakan Wali Kota Habib Hadi. Beliau bercerita pernah memberikan uang santunan kepada nelayan yang terkena musibah. Kebetulan, si nelayan memiliki anak-anak kecil. 

Kalau tidak ada asuransi ini, mungkin saja keluarga yang ditinggal mati tulang punggungnya jadi sangat kerepotan. Jadi makin kacau dalam menjalani hidup ke depan. Bisa-bisa sang anak putus sekolah. Sebagai kepala daerah, saya dan Wali Kota Habib tentu tidak ingin warganya seperti itu. Kepala daerah harus bisa mencarikan solusi. Itu bukan sekedar tugas Kepala Daerah. Tetapi tanggung jawab seorang pemimpin yang dulu dipilih masyarakat. Program asuransi tersebut setidaknya bisa mengurangi beban keluarga yang ditinggalkan. Bisa memberikan kepastian keberlangsungan sekolah karena memang ada manfaat beasiswa. Program ini sekaligus menekan angka kemiskinan. 

Saya sangat mendukung perluasan program yang direncanakan Wali Kota Habib. Di Kota Madiun pun sama. Program ini sudah 5.017 peserta dari berbagai bidang pekerjaan sektor informal. Mulai tukang becak, kuli bangunan, penarik gerobak sampah, sampai marbot dan penggali makam. Dari jumlah itu, premi yang harus dibayarkan pemerintah sebesar Rp 1,2 miliar setahun. Nah, jangkauannya akan saya perluas dengan menambahkan ketua RT dan RW di Kota Madiun. Jumlahnya kurang lebih sebanyak 1.294 orang. Rencananya, mulai 2023 nanti.  

Wali Kota Habib mengaku senang ke Kota Madiun bukan hanya karena kota ini memiliki banyak program yang baik. Tetapi juga karena Kota Probolinggo dan Madiun sudah seperti saudara. Punya banyak persamaan. Kota Probolinggo merupakan kota yang paling timur sedangkan Madiun kota yang paling barat di Provinsi Jawa Timur. Terlepas dari itu, kita ini sejatinya bersaudara. Bahkan, dengan yang di ujung Provinsi Papua sana kita juga bersaudara. Karena, kita ini satu nusa satu bangsa. Kita berbeda tapi tetap satu jua di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Rasa persatuan itu harus terus dipupuk. Harus terus digelorakan. Salah satunya, melalui Warung NKRI. Rencananya di Pahlawan Bisnis Center (PBC). Saat ini sedang dalam pembangunan. Segera kita resmikan dalam waktu dekat. Rencananya, bersamaan Madiun Bersholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf. Warung ini nanti bukan sekedar simbol. Tetapi harus dimaknai rasa kecintaan kepada negeri ini. Harus didasari persaudaraan yang kuat biarpun berbeda suku, agama, dan ras. 


Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd