Bandeng Presto Khas Madiun, Oleh-Oleh Alternatif Jika Berkunjung ke Kota Pendekar




MADIUN - Ketika berbicara tentang oleh-oleh khas Madiun, sambal pecel mungkin menjadi yang paling terkenal. Namun, ada satu pilihan lain yang tak kalah menggugah selera, yaitu bandeng presto. Produk olahan ikan bandeng ini dibuat oleh Mahatmianti (50), warga Kelurahan Madiun Lor, yang telah menekuni usahanya sejak 2013.

Berawal dari memproduksi hanya 10 kg per hari, Mahatmianti kini mampu memproduksi 25 kg bandeng setiap harinya. Bahkan, pernah menerima pesanan borongan dalam jumlah besar hingga ribuan kotak bandeng dalam satu kali produksi.

Mahatmianti memulai usaha bandeng presto ini dari skala kecil. Awalnya, dirinya hanya membuat 10 kg bandeng sehari, lalu menitipkannya ke warung-warung dan pedagang kecil di sekitar Madiun.

“Dulu saya buat sedikit saja, hanya 10 kg per hari, dititipkan ke warung-warung. Alhamdulillah, lama-lama makin banyak yang suka dan pesan,” ujar Mahatmianti saat ditemui di rumah produksinya, Selasa (18/3).

Seiring dengan meningkatnya permintaan, produksi bandeng presto pun bertambah. Kini, Mahatmianti mampu mengolah hingga 25 kg ikan per hari, dengan bahan baku yang dikirim setiap tiga hari sekali untuk menjaga kesegarannya.

Tak hanya mengembangkan usahanya sendiri, Mahatmianti juga mengajak tetangganya di RT 34 RW 09 untuk ikut membantu produksi bandeng presto. Banyak warga sekitar yang tertarik dan ikut serta dalam proses pembuatan, mulai dari membersihkan ikan, mengolah bumbu, hingga pengemasan.

“Kami mengajak tetangga untuk ikut serta. Memberdayakan ibu-ibu sekitar, hasilnya lumayan untuk beli sayur dan lain-lain,” ungkapnya.

Kini, bandeng presto produksinya bisa ditemukan di Pasar Besar Madiun, salah satu pusat perdagangan utama di kota ini. Selain itu, untuk kemudahan pemesanan, pelanggan juga bisa menghubungi nomor yang tersedia di Google Maps dengan nama ‘Oleh-oleh Bandeng Presto Madiun BERKAH’.

Mahatmianti menjelaskan bahwa bandeng presto buatannya bisa bertahan hingga lima hari dalam freezer. Namun, jika disimpan pada suhu ruang, bandeng harus segera dikonsumsi dalam waktu sehari agar tetap segar.

“Kalau di freezer bisa lima hari, tapi kalau di luar sehari harus habis. Ini tanpa bahan pengawet, jadi benar-benar alami,” ungkapnya.

Dijual dengan harga Rp 15.000 per kemasan, bandeng presto ini menjadi pilihan oleh-oleh yang terjangkau dan lezat. Dengan tekstur duri yang lunak dan rasa gurih khas, bandeng presto ini cocok sebagai alternatif oleh-oleh khas Madiun selain sambal pecel.

Mahatmianti berharap produknya semakin dikenal dan bisa menembus pasar yang lebih luas. “Semoga ke depannya bisa semakin banyak yang kenal bandeng presto Madiun, biar enggak cuma sambal pecel saja yang terkenal,” katanya sambil tersenyum.

Bagi yang ingin mencoba oleh-oleh khas Madiun selain sambal pecel, bandeng presto ini bisa menjadi pilihan menarik yang lezat dan tahan lama.
(Dspp/kus/madiuntoday)