Bersiap Menuju Kelurahan Berseri Mandiri, Kelurahan Nambangan Lor Dinilai Tim Provinsi
MADIUN – Kelurahan Nambangan Lor menjadi satu-satunya wakil Kota Madiun dalam kategori Mandiri pada ajang Kelurahan Berseri Mandiri tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2025. Tahun ini, total ada sembilan kelurahan dari Kota Madiun yang berpartisipasi dalam program tahunan tersebut.
Sebagai bagian dari proses seleksi, tim verifikator dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur turun langsung ke lapangan. Kegiatan verifikasi dimulai dari RW 14 yang menampilkan kampung edukasi pengelolaan sampah, biopori, dan ecobrick. Selanjutnya, tim meninjau TPS 3R di RW 12, serta bank sampah dan kebun produktif yang berisi lebih dari 50 jenis tanaman di RW 10 dan RW 11.
Lurah Nambangan Lor, Rizal Budi Arthanto, menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja sama semua pihak di kelurahan selama dua tahun terakhir. Sebelumnya, Nambangan Lor telah melalui tahapan dari kategori Pratama, Madya, hingga akhirnya masuk ke kategori Mandiri.
“Empat RW dan 12 RT aktif terlibat dalam program ini. Warga sudah terbiasa memilah sampah, menjaga kebersihan lingkungan, dan menjalankan pengelolaan mandiri. Ini bukan sekadar perlombaan, tapi perubahan pola hidup yang nyata,” ungkap Rizal, Kamis (24/7).
Dirinya menambahkan, program Kelurahan Berseri Mandiri bertujuan mendorong pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan. Selain menciptakan lingkungan bersih dan hijau, program ini juga memperkuat peran kader lingkungan serta pemerintah kelurahan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Sementara itu, Kepala Bidang Penaatan, Pengawasan, dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kota Madiun, Inalathul Faridah, menjelaskan bahwa penilaian dalam lomba ini mencakup berbagai aspek penting.
Beberapa indikatornya antara lain: kebijakan lingkungan, pengelolaan sampah melalui TPS 3R dan bank sampah, inovasi dalam prinsip 3R (reduce, reuse, recycle), konservasi energi dan air, pengolahan limbah rumah tangga, pengembangan ruang terbuka hijau, hingga ketahanan pangan.
“Harapan kami, kegiatan seperti ini tidak berhenti hanya pada lomba. Tapi bisa jadi inspirasi bagi wilayah lain, bahkan berkembang menjadi destinasi wisata edukasi lingkungan,” pungkasnya.
(Bip/rat/Kus/diskominfo)