Dari Waktu Luang Jadi Peluang, Kisah “Mas Tulung Mas”, Layanan Serba Bisa Karya Gen Z
MADIUN – Bagi Arya Rohmansyah Putra, waktu libur kerja di tambang biasanya dihabiskan untuk rebahan atau nongkrong. Tapi kali ini berbeda. Saat kembali ke Madiun, pria 24 tahun itu justru memanfaatkan masa off-nya untuk hal yang lebih bermanfaat membantu orang lain lewat layanan serba bisa bernama Mas Tulung Mas.
“Awalnya cuma iseng aja biar waktu libur nggak gabut,” ujar Arya sambil tertawa. Dari niat sederhana itu, ia kemudian bergabung dengan tiga teman sebaya yang lebih dulu merintis layanan ini. Bersama mereka, Arya kini rutin menerima berbagai permintaan warga mulai dari mengantar makanan, menemani ngopi, hingga membersihkan rumah kosong.
Yang unik, Mas Tulung Mas tak mematok tarif tetap. “Biasanya seikhlasnya aja. Minimal Rp10 ribu juga nggak apa-apa,” jelas Arya. Prinsipnya sederhana, selama bisa membantu dan tetap dalam hal positif, semua akan dikerjakan dengan senang hati.
Permintaan yang datang pun beragam, bahkan kadang tak terduga. “Pernah diminta bersihin kulkas, nemenin takziah, sampai disuruh nge-chat pacar biar buka blokir WA,” ungkapnya sambil tertawa kecil. Meski begitu, ia menegaskan layanan ini selalu menjaga batas dan sopan santun.
Selain membantu masyarakat, tim Mas Tulung Mas juga menyisihkan sebagian hasilnya untuk donasi sosial. “Kami memang nggak terlalu fokus cari uang. Intinya, waktu luang ini bisa dipakai buat hal yang berguna,” tambah Arya.
Terpisah, Radani Adisa (22), salah satu penggagas Mas Tulung Mas, menceritakan ide tersebut muncul dari rasa bosan. “Waktu itu cuma ingin mengisi waktu luang biar nggak gabut. Terinspirasi dari video di TikTok tentang jasa bantu-bantu di luar kota,” kenangnya.
Bermodal niat dan ponsel, Dani dan teman-temannya mulai membuat akun TikTok untuk mendokumentasikan aktivitas mereka. Tak disangka, video-video itu viral dan beberapa kali masuk For You Page (FYP). Sejak itu, permintaan jasa berdatangan.
“Sekarang sudah lebih dari seratus klien. Kebanyakan minta tolong antar-jemput atau dibelikan makanan,” kata Dani. Ia menegaskan, tujuan utama mereka tetap membantu orang, bukan semata mencari keuntungan.
“Insyaallah ke depan bisa buka lapangan kerja baru buat teman-teman muda lain. Biar waktu luang bisa jadi peluang,” pungkasnya.
Dalam dunia yang kian sibuk dan individualistis, kehadiran Mas Tulung Mas jadi pengingat bahwa menolong sesama tak harus bermodal besar. Cukup niat baik, kreativitas, dan sedikit keberanian untuk memulai. Dari rasa “gabut” di waktu luang, lahirlah bisnis yang membawa manfaat dan kehangatan di tengah masyarakat.
(ws hendro/kus/madiuntoday)