Deteksi Dini Kanker Serviks, Puskesmas Ngegong Gelar Skrining Gratis
MADIUN – Puskesmas Ngegong melaksanakan skrining gratis untuk deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan HPV DNA, Pap Smear, dan IVA. Kegiatan ini menyasar 89 peserta dan digelar selama dua hari dengan pembagian sekitar 30–40 peserta per hari.
Penanggung jawab pelaksanaan HPV DNA sekaligus bidan Puskesmas Ngegong, Tatik Hidayah, mengatakan peserta diperoleh melalui pendataan kader posyandu. “Untuk tahap awal ini kami prioritaskan kader dan tenaga kesehatan di Puskesmas Ngegong. Alhamdulillah peserta hadir sesuai rencana,” jelasnya.
Tatik menerangkan bahwa tiga jenis pemeriksaan tersebut sangat penting untuk mendeteksi kanker leher rahim lebih awal, sebelum muncul gejala. “Kalau ditemukan kelainan, nanti langsung kami tindak lanjuti dengan rujukan. Dari sekitar 20 persen sasaran yang sudah diperiksa hari ini, belum ada hasil IVA yang positif, tetapi kami menemukan dua kasus polip yang akan dirujuk,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemeriksaan HPV DNA dan IVA diberikan secara gratis tanpa perlu BPJS. “Untuk Pap Smear memang harus menggunakan BPJS karena bekerja sama dengan pihak luar,” katanya.
Tatik juga mengimbau perempuan untuk tidak malu atau takut menjalani pemeriksaan. Menurutnya, kedua hal ini masih menjadi tantangan terbesar. “Kami rutin melakukan edukasi di posyandu dan berbagai pertemuan warga agar kesadaran deteksi dini kanker rahim terus meningkat,” terangnya.
Karena kuota terbatas, skrining tahap pertama ini diprioritaskan bagi kader dan tenaga kesehatan. Namun demikian, masyarakat umum tetap berkesempatan mengikuti pemeriksaan pada periode berikutnya. “Jika hasilnya negatif, jarak pemeriksaan ulang bisa sampai 10 tahun. Jadi tahun depan peluangnya masih besar bagi yang belum ikut,” tambahnya.
Salah satu peserta, Yeni Purwati (39), warga Sogaten, merasa sangat terbantu dengan kegiatan ini. “Bagus, jadi kita bisa tahu kondisi sejak dini. Wanita itu rawan sakit, jadi kalau ada pemeriksaan begini saya usahakan ikut,” tuturnya.
Yeni mengatakan ini merupakan partisipasinya yang ketiga. “Kalau periksa mandiri di rumah sakit biayanya banyak. Di sini bisa pakai BPJS atau KIS, prosesnya mudah, dan hasilnya nanti diberitahu. Biasanya diantar kader atau bisa diambil di puskesmas,” pungkasnya.
(bip/kus/madiuntoday)