Tren Pengangguran Kota Madiun Turun, Potensi SDM Terdidik Terus Didorong



MADIUN - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Madiun pada Agustus 2025 tercatat sebesar 4,29 persen. Angka ini mengalami penurunan tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berada di level 4,30 persen. Data tersebut dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun sebagai gambaran terkini kondisi ketenagakerjaan di daerah tersebut.


Kepala BPS Kota Madiun, Abdul Aziz, menjelaskan bahwa penurunan TPT ini menunjukkan adanya perbaikan meskipun belum signifikan. Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun. 


“Walaupun turun hanya 0,01 persen, ini menandakan tren ketenagakerjaan yang membaik karena angkatan kerja terus bertambah,” ujarnya. 


Namun, Aziz mengungkapkan fakta menarik bahwa pengangguran terbuka di Kota Madiun justru didominasi oleh lulusan perguruan tinggi. Persentasenya mencapai 6,6 persen, lebih tinggi dibandingkan lulusan SMK sebesar 4,54 persen, SMA 4,38 persen, serta penduduk yang tidak lulus SD sebesar 4,53 persen.


Ia memaparkan, jumlah penduduk usia kerja di Kota Madiun mencapai 164,70 ribu orang. Dari total tersebut, sebanyak 47,94 ribu orang tergolong bukan angkatan kerja. Sementara itu, 117,32 ribu orang masuk kategori angkatan kerja, dengan rincian 112,29 ribu orang telah bekerja dan 5,04 ribu orang masih menganggur.


Dari sisi lapangan usaha, sektor jasa masih menjadi penopang utama penyerapan tenaga kerja di Kota Madiun. “Sebanyak 77,14 persen pekerja terserap di sektor jasa, kemudian sektor industri 20,05 persen, dan sektor pertanian 2,82 persen,” jelas Aziz.


Selain itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Madiun pada 2025 tercatat sebesar 71,23 persen, meningkat dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 70,60 persen. Komposisi pekerja juga menunjukkan dominasi sektor formal sebesar 53,51 persen, sementara sektor informal mencapai 46,49 persen.


Aziz menegaskan, pertumbuhan ketenagakerjaan yang cukup tinggi harus diimbangi dengan penciptaan lapangan kerja baru. “Pemerintah perlu menyiapkan pekerjaan baru agar pengangguran tidak meningkat. Tidak hanya menambah lapangan kerja, tetapi juga menyiapkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan pasar,” tegasnya.


Sementara itu, Wakil Wali Kota Madiun, F. Bagus Panuntun, mengakui penurunan TPT tahun ini belum signifikan karena lonjakan jumlah angkatan kerja. “Kalau jumlah angkatan kerja sama seperti tahun lalu, penurunannya pasti lebih besar. Karena angkatan kerja naik, turunnya jadi tipis,” katanya.


Ke depan, Pemkot Madiun berencana memperbanyak program rekrutmen kerja dan penyelenggaraan job fair pada 2026. Upaya tersebut akan dilakukan melalui integrasi data ketenagakerjaan dan kemiskinan, serta mengarahkan pelatihan kerja pada penciptaan usaha mandiri dan kebutuhan riil dunia kerja. “Pelatihan akan kami arahkan supaya benar-benar nyambung dengan kebutuhan lapangan kerja,” pungkasnya.

(rams/kus/madiuntoday)