Jaga Estetika Kota



Ruang Satu 


Jaga Estetika Kota


Kota Madiun memang terus berbenah. Perubahan-perubahan terus disajikan. Kota ini memang akan kita bawa menjadi yang nomor satu di negeri ini. Perlahan namun pasti, perubahan tersebut sudah mulai terlihat. Setidaknya sudah banyak yang memberikan tanggapan bagus. Banyak yang berdecak kagum. Tak sedikit yang langsung datang berkunjung. Tetapi jangan salah. Ada juga yang memberikan kritik, saran, dan masukannya. Salah satunya terkait instalasi kabel jalur atas. 

Ada yang mengkritiknya melalui kolom komentar. Ada juga yang menyampaikannya secara langsung. Pernah suatu ketika saya bertemu teman pejabat di Jakarta. Beliau cukup kagum dengan perubahan kota kita. Tetapi ada satu yang kurang katanya. Kota Madiun masih banyak jemurannya. Awalanya saya agak bingung dengan ungkapan jemuran tersebut. Saya tahu ada maksud lain dari dibalik kata jemuran itu. Ternyata jemuran yang dimaksud adalah kabel jalur udara. 

Tidak salah karena bentangan kabel memang mirip tali jemuran. Sangking banyaknya sampai menutupi keindahan aslinya. Seperti traffic light tempo dulu di simpang empat tugu. Keberadaan lampu tersebut cukup menarik perhatian. Mengingatkan simpang empat ikonik Kota Madiun itu. Tetapi, keindahannya jadi tak maksimal saat dilihat dari kejauhan. Banyak kabel melintang di sekitar tugu. Banyak netizen yang langsung berkomentar saat unggahan berita soal pemasangan tugu tersebut. Sayang banyak kabelnya, kata mereka. 

Urusan kabel jalur atas ini memang cukup menarik perhatian saya. Bagaimana biar hilang dari pandangan tetapi fungsinya tetap maksimal. Kota ini memang menuju kota metropolis modern. Seperti kota besar di berbagai negara. Di beberapa negara yang penah saya kunjungi memang nyaris tidak ada kabel berseliweran. Khususnya di kota besarnya. Kerlap-kerlip lampu kala malam terlihat mengagumkan tanpa ada gangguan pandangan. Saya juga ingin menerapkannya di kota kita ini. 

Kota ini bersih seperti Singapura dan meriah seperti Makau. Dengan begitu, kota ini akan hidup 24 jam. Ada sejuta bunga kala siang. Dan sejuta lampu saat malam. Tetapi semuanya tentu harus maksimal biar pengunjung tak kecewa. Jangan sampai ada kata jemuran mengemuka. Karenanya, pembangunan di Kota Madiun juga dikonsep untuk penataan kabel jalur bawah. Seperti pembangunan trotoar Jalan Pahlawan. Pelebaran saluran di bawah trotoar bukan hanya untuk mengatasi genangan air. Tetapi juga berfungsi untuk ducting. Saat ini sedang proses untuk pemindahan kabel jalur atas ke jalur bawah. 

Saya memang menginginkan segera. Sementara belum semua saluran sudah dilebarkan. Seperti di Jalan dr Sutomo. Karenanya, ada dua metode penataan kabel jalur bawah ini. Selain melalui box culvert saluran, ada juga dengan metode penggalian. Untuk urusan ini sengaja melibatkan rekanan. Ada investor yang menawarkan jasa ducting dengan sistem penggalian tersebut. Yakni, PT Fiber Teknologi Nusantara (FTN) yang mulai melakukan penggalian, Jumat (26/8) kemarin.

Penggalian dimulai dari Jalan dr Sutomo. Setidaknya, ada 33 ruas jalan yang akan dilakukan penggalian dengan panjang total mencapai 30 kilometer. Penggalian memanfaatkan bahu jalan. Tepatnya pada jalur sepeda. Tenang, setelah selesai jalur sepeda akan kita kembalikan seperti semula. Penggalian sengaja di titik itu agar ke depan tidak mengganggu pekerjaan trotoar. Saluran di bawah trotoar Jalan dr Sutomo memang akan dilebarkan. Tetapi, pemasangan box culvert-nya baru akan dikerjakan tahun depan. 

Saya sengaja menyempatkan meninjau lokasi penggalian itu di sela kegiatan. Pun, juga berbincang dengan manager tekniknya. Penggalian yang mereka sebut trenching itu memanfaatkan bahu jalan dengan lebar 30 centimeter dan kedalaman 40 sentimeter. Setelah itu, mereka akan memasang pipa khusus sebagai tempat kabel milik para provider tersebut. Pekerjaan tersebut ditarget selesai dalam enam waktu bulan ke depan. 

Artinya, awal tahun depan pekerjaan penataan diharapkan telah rampung. Ke depan penataan kabel telekomunikasi akan menggunakan sistem jalur bawah. Tak hanya di jalur protokol. Tetapi juga sampai di perumahan tertentu. Ini demi wajah kota kita. Biar estetikanya tetap terjaga. 


Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd